Senin, 09 April 2012

Kutukan Liga Champions Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic memiliki nasib sial setiap kali berlaga di Liga Champions. Pemain internasional Swedia ini seolah-olah memiliki ‘kutukan’ setiap berlaga di ajang prestisius di benua Eropa ini.

Ibra memperkuat Inter Milan dari tahun 2006 hingga 2009. Bersama La Beneamata, Ibra selalu sukses merebut 3 Scudetto namun gagal membawa Inter menjuarai Liga Champions. Musim 2009-10 Ibra memutuskan hijrah ke Barcelona dengan tujuan merebut juara Liga Champions.

Namun, sayangnya pemain 30 tahun itu gagal membawa Barca menjadi juara. Barca disingkirkan mantan klubnya, Inter Milan di babak semifinal. Inter yang baru ditinggal Ibra justru sukses keluar sebagai juara.
Ibra hanya bertahan satu musim di Camp Nou. Musim selanjutnya, Ibra hijrah ke AC Milan. Lagi-lagi Ibra bernasib sial. Milan disingkirkan Tottenham Hotspur di babak 16 besar. Barcelona yang baru ditinggalkannya justru sukses merebut Liga Champions 2010-11.

Kini masa penantian Ibra pun bertambah panjang. Milan disingkirkan Barcelona setelah kalah 1-3 di Camp Nou, Selasa 3 April 2012 (Rabu dini hari WIB). Namun, Ibra mengelak jika dia memiliki ‘kutukan’ di Liga Champions.

“Kami harus bermain lebih baik di Liga Champions, meskipun Barcelona hanya mencetak 2 gol lewat titik penalti. Apakah saya dikutuk di Liga Champions? Tidak. Kami akan melakukan segalanya yang kami bisa untuk merebut Scudetto sekarang,” kata Ibra seperti dilansir Football Italia, Rabu 4 April 2012.

Ibra lalu mengkritik keputusan wasit Bjorn Kuipers yang memberikan hadiah penalti kedua untuk Milan pada menit 33.

“Saya tak mengerti mengapa wasit memberikan penalti kedua, namun sekarang saya tahu mengapa Mourinho begitu marah setiap bermain di sini.”

“Barcelona adalah tim terkuat di dunia, namun mereka membiarkan kami bermain dan menyerang. Kami bermain baik sampai gol kedua mereka. Jika itu penalti, demikian juga seharusnya pelanggaran yang dilakukan terhadap saya,” kritik Ibra.

Jumat, 06 April 2012

#12Tweets Terjebak di Bawah Sadar


1. @ Luzman_karami Pernah memiliki masalah dan beban yang bertumpuk?? # 12tweets # BawahSadar

2. Saat otak terasa pecah, semua terasa gelap tak tahu apa yang harus kulakukan # 12tweets # BawahSadar

3. Tiba-tiba ada suara asing keluar dari mulutku, aku tak bisa mengontrolnya!! # 12tweets # BawahSadar

4. Aku bisa mendengar jarak jauh, aku bisa membaca aura, apa yang terjadi? # 12tweets # BawahSadar

5. Tiba-tiba aku lupa bacaan wudlu, aku kesulitan melakukan gerakan shalat # 12tweets # BawahSadar

6. Ya Alloh apa yang terjadi pada diriku?? Mengapa ini semua terjadi padaku? # 12tweets # BawahSadar

7. Jika kalian menyangka kisah di atas fiksi maka kalian salah, itu semua NYATA # 12tweets # BawahSadar

8. Buku ini bercerita kisah nyata saya tahun 2009 lalu saat ada makhluk pengganggu # 12tweets # BawahSadar

9. Ada pertentangan dalam otakku. Bahkan aku suka Inter tapi "dia" suka Milan # 12tweets # BawahSadar

10. Bacaan ruqyah, Surat An-nas, Al-Falaq, Ar-Rahman, dan lantunan ayat suci menjadi penolongku saat itu # 12tweets # BawahSadar

11. Alhamdulillah semuanya tuntas berkat pertolongan ortu, sodara2, teman2 dekat, dan keyakinan diri # 12tweets # BawahSadar

12. Untuk pemesanan buku silakan klik http://nulisbuku.com/books/view/terjebak-di-bawah-sadar atau mention @luzman_karami jika ada pertanyaan # 12tweets # BawahSadar

Senin, 02 April 2012

Profil Andrea Stramaccioni, Bukan Andrea Hirata

Inter Milan akhirnya memecat Claudio Ranieri sebagai pelatih kepala, pada Senin 26 Maret 2012 waktu setempat. Posisi Ranieri lalu digantikan oleh pelatih tim Primavera Inter, Andrea Stramaccioni. Keputusan ini hanya berselang sehari setelah Inter ditaklukkan Juventus 0-2 dalam lanjutan Serie A.

Stramaccioni sempat aktif menjadi pemain. Namun, dia menderita cedera lutut serius dan terpaksa pensiun dini. Pria 36 tahun ini lalu melanjutkan karirnya sebagai pelatih.

Stramaccioni mengawali karir sebagai pelatih di tim junior AS Roma (Allievi level) pada 2005. Dia menghabiskan waktunya selama 6 tahun di tim Ibukota Italia itu, sebelum akhirnya menjadi pelatih Inter Milan Primavera pada 2011.

Di tim Inter Primavera, Stramaccioni langsung menuai kesuksesan. Pria kelahiran Roma ini membawa Inter Primavera menjuarai NextGen Series atau Liga Champions U-19.

Pada partai final di Matchroom Stadium, London, Minggu 25 Maret 2012, Inter mengalahkan Ajax Amsterdam 5-3 lewat adu penalti. Sebelumnya, kedua tim bermain imbang 1-1 selama 120 menit. Pada hari yang sama, tim senior Inter justru dipermalukan Juventus 0-2.

Kesuksesan Stramaccioni menukangi tim Primavera Inter membuat dia dipromosikan ke tim senior menggantikan posisi Ranieri. Stramaccioni kini dihadapkan tugas berat. Dia dituntut memperbaiki performa Inter yang kini masih terpuruk di posisi 8. Inter tertinggal 10 poin dari Lazio yang menghuni posisi 3, yang merupakan jatah terakhir Liga Champions untuk musim depan.

Stramaccioni tercatat sebagai pelatih kelima Inter setelah ditinggal Jose Mourinho pada 2010. Setelah Mourinho hengkang ke Real Madrid dengan mewarisi gelar treble, Inter sempat ditukangi Rafael Benitez, Leonardo, Gian Piero Gasperini, dan Claudio Ranieri.

Debut Stramaccioni di Inter pun berbuah manis. Dia membawa La Beneamata meraih kemenangan 5-4 atas Genoa. Kita lihat apakah pelatih ganteng ini bisa membawa Inter menghuni zona Liga Champions.


Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...