Sejak pertama kali dibuat tahun 2008, minimal selalu ada
posting satu tulisan di blog ini setiap bulannya. Hal itu terus bertahan
sesibuk apa pun saya. Okey, karena bulan ini belum ada, saya sedikit memaksakan
menulis.
Yang menarik perhatian saya di bulan ini adalah berhentinya
Tabloid SOCCER. Jujur, saya kaget karena tabloid ini memiliki peranan penting
dalam hidup saya.
Tahun 2002, itulah kali pertama saya menyukai sepakbola.
Dari tidak mengetahui sama sekali menjadi sangat penasaran dengan dunia si
kulit bundar. Piala Dunia 2002 menjadi penyebabnya.
Saat itu, saya masih bingung dalam menentukan bacaan
referensi. Saudara sepupu saya, Irham rupanya sering membeli Tabloid Soccer.
Gaya bahasanya mudah dipahami, ulasannya pun menarik. Saya pun menjatuhkan
pilihan pada Tabloid Soccer.
Sejak saat itu, saya rutin membeli SOCCER setiap terbit hari
Kamis. Saya punya langganan loper koran di dekat SMP saya, SMPN 14. Berkat
SOCCER, ilmu saya mengenai sepakbola menjadi meningkat pesat.
Hal itu terus berlanjut hingga SMA. Saat kelas 2, saya mulai
memberanikan mengirim tulisan pendek ke SOCCER. Analisis kecil-kecilan. Di
rubrik SOCCERMANIA. Dan Alhamdulillah dimuat. Tulisan pertama yang dimuat
adalah "Mancini, Spesialis Piala
Italia" (rubrik Soccermania Tabloid Soccer No. 20/VI, Sabtu, 19 November
2005.
Saat kuliah pun, saya masih belum berhenti berlangganan
SOCCER. Dan saya masih rajin mengirimkan tulisan ke sana. Dan Alhamdulillah
masuk Loudest Voice atau tulisan terbaik. Judulnya "Menuntut Kenyaman Stadion" Loudest
Voice Tabloid Soccer No. 41/VII/ Sabtu, 14 April 2007. Lumayan, dapat hadiah
topi dan kaos.
Saya juga sempat masuk di rubrik Analisisku. Bangkit Itu
Mencuri!" (rubrik Analisisku Tabloid Soccer No. 8/IX, 23 Agustus 2008).
Saat ada mata kuliah jobtraining, yang terpikirkan langsung
SOCCER. Dan Alhamdulillah saya mendapat kesempatan jobtraining di sana. Pada 18
Januari - 25 Maret 2010. Itu menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Saya mendapat kesempatan menulis di rubrik playmaker dan
Piala Dunia 2010. Saya juga sempat beberapa kali dipercaya menulis di situs
online www.duniasoccer.com. Ini pengalaman luar biasa bagi saya.
Sekarang
Soccer telah tiada. Terima kasih atas segalanya Soccer. Memang tak ada yang abadi
di dunia ini.