Selasa, 03 Maret 2015

Rezeki Besar di Balik Pernikahan

Banyak orang yang takut menikah karena berpikir menikah akan memakan banyak biaya. Ya, itu memang benar. Sebagai pria, setelah menikah wajib menafkahi istri. Gaji yang tadinya hanya untuk diri sendiri harus juga diberikan pada istri. Belum lagi pengeluaran lainnya yang tak kalah besar, ditambah jia sudah memiliki anak.

Banyak yang menunggu mapan dulu untuk menikah. Tunggu punya rumah pribadi, dan juga kendaraan pribadi. Kalau saya sendiri tidak beranggapan seperti itu. Justru setelah menikah rezeki itu akan terus bertambah, saya percaya dengan janji Allah.

وَأَنكِحُوا الْأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاء يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan perempuan yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. An-Nur [23] : 32).

Maka dari itu, saya sudah punya keinginan menikah saat di bangku kuliah, saat saya belum punya penghasilan apa-apa. Saya tak takut, apalagi saya percaya dengan janji Allah. Teman saya bahkan ada yang memberanikan menikah saat semester 2 perkuliahan, kurang lebih saat itu usianya baru 18 tahun. Itu membuat saya semakin bersemangat.

Alhamdulillah, orang tua saya juga membantu dalam mewujudkan keinginan saya ini. Beberapa kali mereka mengenalkan saya kepada anak teman mereka. Setelah perjuangan tak kenal lelah, akhirnya mimpi itu terwujud pada 8 Agustus 2014 dengan seorang gadis cantik bernama Nourma Deavianty.


Uniknya, perjuangan itu berhasil di Jalan Perjuangan. Ya, akad nikah saya dilangsungkan di Jalan Perjuangan dengan sangat sederhana. Tanpa ada resepsi, hanya perwakilan saudara yang hadir. Tadinya, kami sempat berniat mengadakan resepsi di bulan Desember tapi harus batal karena sesuatu dan lain hal. Ini sepertinya ‘menurun’ dari bapak dan ibu saya yang nikahnya juga tanpa resepsi. Hehe.

Tak seperti pasangan pada umumnya yang langsung tinggal bersama, kami sudah harus berpisah di awal pernikahan. Istri saya masih melanjutkan kuliah di Unswagati Cirebon sedangkan saya masih bekerja di VIVA.co.id Jakarta.

Sebenarnya, jika bicara logika gaji saya masih kurang untuk menikah. Apalagi, gaji dipotong setelah meminjam uang untuk membeli cincin nikah, ada pengeluaran asuransi, belum lagi bayar kosan, belum lagi pulsa, ongkos bolak balik Cirebon Jakarta, dsb dsb. Malah saya juga berkewajiban membayar SPP istri saya.

Tapi memang benar, Allah itu tidak pernah ingkar janji. Selalu saja ada rezeki setelah menikah. Saat istri butuh uang SPP ada uang suka cita pernikahan dari kantor. Saat butuh uang untuk ke Cirebon dapat rejeki dari yang membeli PS2.  Saat kantong benar-benar kering, jualan jersey meningkat. Pernah juga dapat hadiah kuis dari @hikmahpuasa dan membeli kebutuhan sehari-hari.

Pernah juga hampir seminggu beruntun saya makan tanpa bayar. Rezeki ada aja, dari mulai temen yang traktir, orang tua ke kosan traktir, nginep di rumah tante saya dapat makan, ada acara reuni Unpad makan gratis, ultah kantor, terus konferensi pers juga dapat makan padahal biasanya jarang ditugaskan ke konferensi pers.

Saya juga mendapatkan tugas liputan ke Malaysia. Itu pertama kalinya saya mendapat tugas ke luar negeri dan luar kota. Saya anggap ini juga rejeki dari pernikahan. Dan momennya memang benar-benar pas saat istri saya butuh uang untuk SPP istri, lumayan ada dari uang jalan. Di Malaysia, juga saya dapat rezeki bisa makan enak tanpa bayar.

Begitulah sedikit pengalaman saya. Dan memang semuanya berlangsung ajaib dalam bulan ke-7 pernikahan kami. Saya pernah iseng menghitung pengeluaran berdasarkan gaji saya. Dan seharusnya saya minus 700 ribu per bulan.  Tapi nyatanya, uang saya bisa selalu cukup dan saya bahkan masih bisa beberapa kali infak dan sedekah. 

Tidak percaya? Silakan mencoba :)

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...