Oleh: Adrian Ratmadi
Bursa transfer
musim panas 2015 sudah berakhir, Tim raksasa Serie A Italia, FC Internazionale , menjadi salah satu
klub yang paling sibuk jelang penutupan.
Tercatat skuat asuhan Roberto Mancini menambah empat pemain baru dan melepas
satu pemain. Ivan Perisic, Alex Telles, Felipe Melo dan Adem Ljajic didatangkan
ke Giuseppe Meazza, sementara Hernanes dijual ke klub rival, Juventus.
Dengan aktivitas yang sangat aktif, perubahan besar terjadi di skuat Inter,
diperkirakan lebih 80 persen skuat utama Mancini musim ini berbeda dengan milik
Walter Mazzarri pada 2014 atau bahkan dengan skuat Mancini sendiri usai bursa
musim dingin awal tahun ini.
Seperti yang diketahui, Mazzarri lebih memilih untuk memakai skema tiga bek.
Pada musim panas 2014, mantan arsitek Napoli itu mendatangkan Nemanja Vidic
yang diharapkan bisa mempertebal lini pertahanan Inter
.
Mazzarri juga senang memakai pemain sayap berkaki cepat, dengan memboyong Dodo
dari AS Roma untuk dipasang di sayap kiri dan di sisi sebaliknya, Yuto
Nagatomo, masih menjadi pilihan utama. Lini tengah juga berusaha diperkuat
dengan mendatangkan Gary Medel dan Yann M'Vila. Lalu, Dani Osvaldo diharapkan
semakin mempertajam lini serang usai diboyong dari Southampton.
Namun, performa para pemain baru Inter ternyata tidak
sesuai dengan harapan. Eks kapten Manchester United, Vidic, tampak tidak bisa
beradaptasi dan kerap membuat kesalahan sehingga perlahan posisinya digantikan
oleh Hugo Campagnaro.
Pelatih asal Italia itu mengembalikan Inter ke skema empat bek dan kembali
memberikan Vidic kepercayaan untuk mengisi jantung pertahanan bersama
Ranocchia, sementara Juan Jesus digeser ke bek kiri.
Tetapi, apa yang terjadi pada musim panas bersama Mazzarri kembali terulang di
musim dingin. Aktivitas transfer yang tampak sukses itu ternyata tidak
membuahkan hasil positif.
Podolski dan Shaqiri hanya mampu menampakkan sinarnya selama sesaat, setelah
itu, Mancini jarang memasang mereka menjadi starter dan kembali mempercayai
muka-muka lama seperti Palacio dan juga Fredy Guarin daripada kedua pemain baru
tersebut.
Meski sudah mendatangkan nama-nama besar, kepergian Mateo Kovacic membuat
Mancini masih bergerilya jelang penutupan bursa musim panas.
Banyak nama-nama dikaitkan dengan Inter, seperti Ezequiel Lavezzi, Faouzi
Ghoulam, rumor Perisic yang kembali mencuat dan lainnya. Hasilnya positif,
Inter berhasil mendapatkan jasa Perisic, Telles, Melo dan Ljajic meski harus
mengorbankan Hernanes ke Juventus.
Dengan banyaknya pemain-pemain baru, revolusi akhirnya terjadi dalam skuat
Inter. Murillo dan Miranda telah memperlihatkan duet yang sangat kokoh sehingga
akan sulit bagi Ranocchia dan Vidic untuk mendapatkan tempat kecuali kedua nama
pertama cedera atau terkena akumulasi.
Keberadaan Kondogbia, Melo dan juga Gnoukouri di
lini tengah akan membuat Mancini lebih bebas memaksimalkan kemampuan serba bisa
mantan pemain Cardiff City itu.
Pada posisi lini serang, Inter akan mendapatkan
variasi yang lebih berwarna. Ljajic, Jovetic dan Perisic akan menjadi penopang
Icardi yang berperan sebagai ujung tombak. Namun, di balik kemeriahan itu,
Mancini harus sedikit cemas dengan kedalaman skuatnya.
Hengkangnya Kovacic dan Hernanes membuat
pilihannya semakin terbatas. Meski ada Guarin, Brozovic dan Biabiany, ketiganya
tidak akan bisa memberi dampak seperti para pemain utama.
Demikian juga di sektor ujung tombak, insting
gol Palacio semakin menurun, sementara Rey Manaj masih belum terbukti
kemampuannya. Oleh karena itu, Mancini harus pintar-pintar meracik skuat agar
sesuai dengan kebutuhan di setiap pertandingan jika ingin meraih prestasi
tertinggi di akhir musim.
M'Vila
dan Osvaldo juga gagal memenangkan persaingan dengan muka-muka lama di Inter,
sehingga praktis hanya Medel dan Dodo yang bisa memberi sedikit perbedaan.
Tidak
maksimal di bursa transfer plus buruknya performa pemain baru membuat Inter
harus terseok-seok. Kemenangan 7-0 atas Sassuolo di pekan ketiga tidak bisa
membuat kesabaran manajamen klub tertahan, hanya meraup 17 angka dari 12
pertandingan membuat Mazzarri didepak dan Roberto Mancini kembali didatangkan
ke Giuseppe Meazza.
Mancini
kemudian berusaha memperbaiki skuat Inter di bursa musim dingin. Beberapa nama
besar seperti Lukas Podolski dan Xherdan Shaqiri sempat melambungkan harapan
Interisti kala itu. Ditambah lagi dengan keberhasilan Inter menarik Davide
Santon dari Newcastle United dan Marcelo Brozovic dari Dinamo Zagreb.
Alhasil,
Inter kembali tampil tidak maksimal di sisa musim 2014/15 dan hanya menempati
posisi kedelapan di klasemen akhir. Podolski dan Shaqiri pada akhirnya tidak
mendapatkan tempat lagi di Meazza dan pergi ke tempat lain.
Di
bursa transfer musim panas 2015, Mancini tampaknya sudah belajar banyak
mengenai apa yang kurang dari timnya musim lalu. Mancio bergerak cepat untuk
mendatangkan pemain-pemain baru yaitu Geoffrey Kondogbia, Miranda, Martin
Montota, Stevan Jovetic dan juga Jeison Murillo yang kesepakatannya sudah
terjalin musim lalu.
Posisi
bek sayap kemungkinan akan terjadi banyak rotasi, tetapi Telles dan Montoya
diyakini akan memiliki lebih banyak waktu untuk menunjukkan kemampuan mereka di
atas lapangan.
Perubahan
besar juga terjadi di lini tengah, Kondogbia dan Melo akan menjadi fondasi.
Medel sebenarnya juga cocok untuk menjalani peran ini, tetapi kabar bahwa
Sevilla akan meminangnya Januari nanti, mengisyaratkan bahwa Melo yang akan
menyegel posisi utama.
Namun,
bagaimanapun juga, Medel sebenarnya terlalu berharga untuk dilepas. Performanya
bersama timnas Cile di Copa America 2015 sebagai bek tengah menunjukkan dirinya
bahwa ia layak bersaing di skuat utama. Ia bahkan juga bisa dipaksakan sebagai
bek sayap apabila para pemain di posisi itu tidak ada yang tampil memuaskan.
Bagaimanapun
juga, perubahan besar-besaran ini akan mengantarkan Inter meraih hasil yang
lebih baik, setidaknya dari tiga musim ke belakang. Dan ujian pertama akan
datang beberapa hari lagi dalam laga bertajuk derby della Madonnina melawan AC
Milan.