Minggu, 20 September 2015

Hei Juventus, Milan.... Inter Ada di Puncak Loooohh!! (Plus Video 4 Pertandingan Inter)

Salutate la Capolista... Salutate la capolistaaaa...

Riuh rendah suara Interisti menyambut kemenangan Inter 1-0 atas Chievo, Minggu 20 September 2015. Ya, ini memang momen langka yang luar. Inter ada di puncak klasemen, meninggalkan dua rival, AC Milan dan Juventus.



Padahal, jika melihat hasil selama pramusim, Inter tidak begitu diunggulkan untuk bisa bersaing di papan atas. La Beneamata sempat mengalami empat kekalahan beruntun dan tak sanggup mencetak satu gol pun.

Inter tak berdaya di ajang International Champions Cup. Pun begitu saat tampil di Trofeo TIM. Dua kali dipermalukan Milan di laga derby.

Tapi semua itu berubah saat sudah memasuki kompetisi sesungguhnya. Inter belum tersentuh. Kokoh di puncak klasemen, dengan 12 poin rekor empat kemenangan beruntun. Tiga kali clean sheet dan baru sekali kebobolan.

Skema yang dijalankan oleh pelatih Roberto Mancini mulai bisa diterapkan para pemain. Stevan Jovetic sempat moncer di awal dengan 3 gol dari 2 pertandingan. Fredy Guarin tampil sebagai pahlawan di laga derby. Mauro Icardi juga membuktikan diri di laga kontra Chievo.

Saat Inter tempati puncak klasemen usai kemenangan derby, itu merupakan kali pertama terjadi sejak 5 tahun lalu. Tentu saja, walau masih sementara, Interisti perlu menikmati ini. Ini momen langka dan moga saja bertahan hingga akhir musim.

Lantas di mana posisi Milan dan Juve? Hingga pekan keempat ini, dua tim ini masih belum konsisten. Juve ada di peringkat 13, Milan posisi 9. Tapi dengan Serie A yang masih panjang kedua tim ini tentu bisa bangkit dan menjadi pesaing kuat Inter.


Mumpung masih 4 pertandingan mau share video 4 laga Inter

Inter 1-0 Atalanta
Carpi 1-2 Inter Inter 1-0 Milan Chievo 0-1 Inter

Minggu, 13 September 2015

Menanti Pembuktian Hasil Belanja Mancini

Oleh: Adrian Ratmadi

Bursa transfer musim panas 2015 sudah berakhir, Tim raksasa Serie A Italia, FC Internazionale , menjadi salah satu klub yang paling sibuk jelang penutupan.

Tercatat skuat asuhan Roberto Mancini menambah empat pemain baru dan melepas satu pemain. Ivan Perisic, Alex Telles, Felipe Melo dan Adem Ljajic didatangkan ke Giuseppe Meazza, sementara Hernanes dijual ke klub rival, Juventus.


Dengan aktivitas yang sangat aktif, perubahan besar terjadi di skuat Inter, diperkirakan lebih 80 persen skuat utama Mancini musim ini berbeda dengan milik Walter Mazzarri pada 2014 atau bahkan dengan skuat Mancini sendiri usai bursa musim dingin awal tahun ini.


Seperti yang diketahui, Mazzarri lebih memilih untuk memakai skema tiga bek. Pada musim panas 2014, mantan arsitek Napoli itu mendatangkan Nemanja Vidic yang diharapkan bisa mempertebal lini pertahanan Inter

.
Mazzarri juga senang memakai pemain sayap berkaki cepat, dengan memboyong Dodo dari AS Roma untuk dipasang di sayap kiri dan di sisi sebaliknya, Yuto Nagatomo, masih menjadi pilihan utama. Lini tengah juga berusaha diperkuat dengan mendatangkan Gary Medel dan Yann M'Vila. Lalu, Dani Osvaldo diharapkan semakin mempertajam lini serang usai diboyong dari Southampton.


Namun, performa para pemain baru Inter ternyata tidak sesuai dengan harapan. Eks kapten Manchester United, Vidic, tampak tidak bisa beradaptasi dan kerap membuat kesalahan sehingga perlahan posisinya digantikan oleh Hugo Campagnaro.


Pelatih asal Italia itu mengembalikan Inter ke skema empat bek dan kembali memberikan Vidic kepercayaan untuk mengisi jantung pertahanan bersama Ranocchia, sementara Juan Jesus digeser ke bek kiri.


Tetapi, apa yang terjadi pada musim panas bersama Mazzarri kembali terulang di musim dingin. Aktivitas transfer yang tampak sukses itu ternyata tidak membuahkan hasil positif.


Podolski dan Shaqiri hanya mampu menampakkan sinarnya selama sesaat, setelah itu, Mancini jarang memasang mereka menjadi starter dan kembali mempercayai muka-muka lama seperti Palacio dan juga Fredy Guarin daripada kedua pemain baru tersebut.


Meski sudah mendatangkan nama-nama besar, kepergian Mateo Kovacic membuat Mancini masih bergerilya jelang penutupan bursa musim panas.


Banyak nama-nama dikaitkan dengan Inter, seperti Ezequiel Lavezzi, Faouzi Ghoulam, rumor Perisic yang kembali mencuat dan lainnya. Hasilnya positif, Inter berhasil mendapatkan jasa Perisic, Telles, Melo dan Ljajic meski harus mengorbankan Hernanes ke Juventus.


Dengan banyaknya pemain-pemain baru, revolusi akhirnya terjadi dalam skuat Inter. Murillo dan Miranda telah memperlihatkan duet yang sangat kokoh sehingga akan sulit bagi Ranocchia dan Vidic untuk mendapatkan tempat kecuali kedua nama pertama cedera atau terkena akumulasi.


Keberadaan Kondogbia, Melo dan juga Gnoukouri di lini tengah akan membuat Mancini lebih bebas memaksimalkan kemampuan serba bisa mantan pemain Cardiff City itu.


Pada posisi lini serang, Inter akan mendapatkan variasi yang lebih berwarna. Ljajic, Jovetic dan Perisic akan menjadi penopang Icardi yang berperan sebagai ujung tombak. Namun, di balik kemeriahan itu, Mancini harus sedikit cemas dengan kedalaman skuatnya.


Hengkangnya Kovacic dan Hernanes membuat pilihannya semakin terbatas. Meski ada Guarin, Brozovic dan Biabiany, ketiganya tidak akan bisa memberi dampak seperti para pemain utama.


Demikian juga di sektor ujung tombak, insting gol Palacio semakin menurun, sementara Rey Manaj masih belum terbukti kemampuannya. Oleh karena itu, Mancini harus pintar-pintar meracik skuat agar sesuai dengan kebutuhan di setiap pertandingan jika ingin meraih prestasi tertinggi di akhir musim.


M'Vila dan Osvaldo juga gagal memenangkan persaingan dengan muka-muka lama di Inter, sehingga praktis hanya Medel dan Dodo yang bisa memberi sedikit perbedaan.
Tidak maksimal di bursa transfer plus buruknya performa pemain baru membuat Inter harus terseok-seok. Kemenangan 7-0 atas Sassuolo di pekan ketiga tidak bisa membuat kesabaran manajamen klub tertahan, hanya meraup 17 angka dari 12 pertandingan membuat Mazzarri didepak dan Roberto Mancini kembali didatangkan ke Giuseppe Meazza.
Mancini kemudian berusaha memperbaiki skuat Inter di bursa musim dingin. Beberapa nama besar seperti Lukas Podolski dan Xherdan Shaqiri sempat melambungkan harapan Interisti kala itu. Ditambah lagi dengan keberhasilan Inter menarik Davide Santon dari Newcastle United dan Marcelo Brozovic dari Dinamo Zagreb.

Alhasil, Inter kembali tampil tidak maksimal di sisa musim 2014/15 dan hanya menempati posisi kedelapan di klasemen akhir. Podolski dan Shaqiri pada akhirnya tidak mendapatkan tempat lagi di Meazza dan pergi ke tempat lain.
Di bursa transfer musim panas 2015, Mancini tampaknya sudah belajar banyak mengenai apa yang kurang dari timnya musim lalu. Mancio bergerak cepat untuk mendatangkan pemain-pemain baru yaitu Geoffrey Kondogbia, Miranda, Martin Montota, Stevan Jovetic dan juga Jeison Murillo yang kesepakatannya sudah terjalin musim lalu.
Posisi bek sayap kemungkinan akan terjadi banyak rotasi, tetapi Telles dan Montoya diyakini akan memiliki lebih banyak waktu untuk menunjukkan kemampuan mereka di atas lapangan.
Perubahan besar juga terjadi di lini tengah, Kondogbia dan Melo akan menjadi fondasi. Medel sebenarnya juga cocok untuk menjalani peran ini, tetapi kabar bahwa Sevilla akan meminangnya Januari nanti, mengisyaratkan bahwa Melo yang akan menyegel posisi utama.
Namun, bagaimanapun juga, Medel sebenarnya terlalu berharga untuk dilepas. Performanya bersama timnas Cile di Copa America 2015 sebagai bek tengah menunjukkan dirinya bahwa ia layak bersaing di skuat utama. Ia bahkan juga bisa dipaksakan sebagai bek sayap apabila para pemain di posisi itu tidak ada yang tampil memuaskan.

Bagaimanapun juga, perubahan besar-besaran ini akan mengantarkan Inter meraih hasil yang lebih baik, setidaknya dari tiga musim ke belakang. Dan ujian pertama akan datang beberapa hari lagi dalam laga bertajuk derby della Madonnina melawan AC Milan.

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...