Sebagai pecinta sepakbola Indonesia, wajib tentunya mendukung Timnas. Kalah maupun menang, saya selalu berharap yang terbaik untuk Tim Garuda.
Rasanya menarik untuk mengumpulkan pemain terbaik sepanjang masa Timnas Indonesia. Meski masih sulit untuk meraih prestasi, perjuangan mereka layak diacungi jempol.
Meyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2017, saya memilih 17 pemain terbaik Indonesia sepanjang masa. Karena usia saya masih muda, tentunya tak semua pemain ini saya saksikan langsung. Ada beberapa yang saya baca kehebatan mereka lewat internet.
Di posisi penjaga gawang, pilihan saya jatuh pada Markus Haris Maulana. Senyuman khasnya membuat saya tak bisa melupakan eks kiper PSMS Makassar ini.
Ada alasan lain saya memilih Markus. Meski tak sempat bersapa, saya pernah satu apartemen dengan dia di Apartemen Taman Rasuna, Kuningan.
Lalu di posisi bek, sebagai Bobotoh Persib Bandung, saya pastinya memilih Robby Darwis. Dengan istilah terkenalnya, "Halik ku Aing", Robby merupakan sosok tak tergantikan di zamannya. Robby juga masuk skuat Timnas saat meraih medali emas SEA Games 1991, gelar terakhir yang diraih Indonesia.
Dua sosok lain yang saya rasa pantas mengisi lini belakang adalah Ismed Sofyan dan Hamka Hamzah. Mereka terkenal sangat tangguh dan tak kenal kompromi.
Di lini tengah, saya punya gabungan pemain yang masih aktif, dan juga pemain yang sudah pensiun. Andik Vermansyah pastinya harus masuk skuat. Pergerakannya kerap merepotkan pemain lawan. Bahkan seorang David Beckham pun sempat dibuat kesulitan oleh pergerakan Andik.
Lalu, ada Bima Sakti. Punya pengalaman tampil di tim Sampdoria Primavera, kesaktian Bima tak perlu diragukan. Saya juga pernah bertemu Bima saat Indonesia menghadapi Inter Milan di laga persahabatan 2012 lalu. Orangnya ramah dan murah senyum.
Mewakili pemain naturalisasi, saya memilih Stefano Lilipaly. Kehadiran Lilipaly di Piala AFF lalu seolah menjadi pembeda. Banyak yang melontarkan pujian padanya, meski pada akhirnya Indonesia gagal jadi juara.
Lalu, ada pahlawan Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman. Sosok yang sempat membawa Persib menjadi juara, baik saat menjadi pemain, asisten pelatih, dan pelatih. Membayangkan dia bermain di lini tengah Tim Garuda rasanya luar biasa.
Di posisi penyerang, ada pemain jadul, Ramang. Situs FIFA saja pernah memuat kehebatan legenda PSM Makassar ini. Dia pernah masuk dalam skuat Indonesia yang menahan imbang Uni Soviet 0-0 di Olimpiade 1956.
Ramang juga sukses mencetak dua gol saat menaklukkan China 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia 1958. Salah satunya lewat tendangan salto, Luar biasa, kalau sekarang sepertinya Indonesia yang jadi bulan-bulanan China.
Yang tak boleh luput dari skuat adalah Bambang Pamungkas. Meski belum pernah menyumbangkan gelar untuk Indonesia, Bepe merupakan top scorer sepanjang masa, sekaligus penyumbang caps terbanyak untuk negeri ini. Sebuah dedikasi yang luar biasa.
Bepe juga seorang Interisti, sama seperti saya. Dan saya juga sempat berfoto bersama dengan dia.
Satu lagi yang tak boleh dilupakan adalah Kurniawan Dwi Yulianto. Dia top scorer kedua Indonesia setelah Bepe. Pertandingan yang paling saya ingat, yang melibatkan pemain berjuluk Si Kurus ini Indonesia melibas Malaysia 4-1 di Piala Tiger 2004.
Di babak semifinal di Stadion Bukit Jalil, Indonesia tertinggal 0-1 di babak pertama. Kurniawan membuka comeback luar biasa Indonesia di babak kedua. Disusul gol-gol dari Charis Yulianto, Ilham Jayakesuma, dan Boaz Solossa. Indonesia ke final dengan agregat 5-3.
Beberapa nama masih layak masuk skuat. Di antaranya, Widodo Cahyono Putro yang terkenal dengan tendangan saltonya saat bersua Kuwait di Piala Asia 1996. Lalu, ada Evan Dimas yang memimpin Timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF 2013.
Merdeka bangsaku! Jayalah terus Timnas Indonesia!
Skuat luar biasa Timnas:
Kiper: Markus Haris Maulana
Bek: Robby Darwis, Ismed Sofyan, Hamka Hamzah
Gelandang: Andik Vermansyah, Bima Sakti, Stefano Lilipaly, Djadjang Nurdjaman
Penyerang: Ramang, Bambang Pamungkas, Kurniawan Dwi Yulianto
Cadangan: Boaz Solossa, Widodo Cahyono Putro, Cristian Gonzales, Evan Dimas, Aji Santoso, Iswadi Idris