Senin, 07 Januari 2019

Jatuh Bangun Bisnis Jersey Online Milikku

Saya seorang yang sangat mencintai sepakbola. Pekerjaan saya pun saat ini tak jauh dari sepakbola, yakni seorang jurnalis online di website viva.co.id.

Kebutuhan sekarang ini semakin meningkat. Rasanya, jika hanya mengandalkan penghasilan dari gaji sangat kurang. Oleh karena itu saya memutuskan untuk berbisnis, apalagi bisnis adalah hal yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Saat ini dunia online sangat cepat berkembang, itulah mengapa saya berdagang dengan metode ini.

Karena saya sangat menyukai sepakbola, bisnis saya pun tak jauh dari dunia ini. Saya lihat bisnis jersey cukup menggiurkan, maka saya terjun di bisnis ini.

Cerita saya di dunia bisnis ini tak selamanya mulus. Pernah anjlok, melesat naik, dan kini sedikit menurun lagi. Tapi, yang jelas saya selalu berani berubah agar bisnis ini tak benar-benar mati.

Pertama kali saya berbisnis online, sekitar tahun 2012. Saat itu, saya diajak oleh kawan SMA yang bernama Yudha. Saya berbisnis jersey online di alamat evolvestore.com.

Saat itu, Yudha menjelaskan bisnisnya. Saya sendiri sebenarnya belum pernah melihat langsung toko jersey milik Yudha. Dia hanya meminta saya bekerja sama dengan mempromosikan jersey yang dia jual lewat blog.

Saya promo di blog, twitter, dan facebook. Hasilnya nihil. Benar-benar nol. Pernah ada dua orang kawan saya yang sudah transfer tapi dana di-refund karena ternyata stok kosong. Akhirnya bisnis ini tak jalan dengan penjualan nol besar.

Menyerahkah saya? Tentu tidak. Di tahun itu juga, saya mulai merintis akun di Twitter bersama kawan saya, Gilrandy di @LoGueInteristi. (nanti saya singkat LGI)

Awalnya, kami menyajikan info seputar klub favorit, Inter Milan di akun Twitter tersebut. Follower lalu terus naik dan saya dan kawan saya memutuskan berjualan.

Gilrandy saat itu berjualan DVD Inter perjalanan treble tahun 2010. Saya pun menjadi reseller dan turut memasarkan. Penjualan saat itu lumayan karena follower kami Interisti semua, dan sudah di atas 1.000 follower.

Selain DVD, saya juga sempat berjualan batik Inter dan klub-klub bola lainnya. Saya beli batik di Senayan City, lalu kembali menjualnya secara online.

Awalnya bisnis ini berjalan cukup apik. Tapi, akhirnya terhenti karena di sini saya harus modal terlebih dahulu dengan beli batik Thamrin City. Lalu, ongkos ke sana dari tempat tinggal saya waktu itu di Menteng Atas juga cukup jauh.

Bertemu Iqbal
Tahun 2013 menjadi titik balik saya di dunia bisnis jersey online. Saat itu, saya bertemu dengan penjual jersey yang bernama Iqbal di dekat kosan saya. Dia menjajakan jersey di warung dekat kosan.

Follower LGI saat itu, kalau tidak salah mencapai 5ribu. Saya lihat, ini adalah peluang besar untuk berbisnis. Awalnya, saya modal dulu dengan membeli 10 jersey Inter di Iqbal dengan berbagai ukuran.

Dan Alhamdulillah, memanfaatkan follower banyak dan dunia Twitter yang memang sedang di puncak, jersey tersebut habis dalam sekejap. Saya pun memutuskan untuk bekerja sama dengan Iqbal di dunia bisnis online ini.

Sistemnya adalah, saya menjajakan secara online. Jika ada yang beli, Iqbal akan mengambil di pusat jersey di daerah Pluit. Tentunya setelah sang pembeli transfer. Sebab, memang tak semua jersey dijual di warung Iqbal di Menteng.

Bertepatan saya mulai berjualan, Gilrandy membuat akun khusus jualan pendamping LGI, yakni @LGI_Store. Gilrandy belum berjualan, dan saya benar-benar membesarkan akun tersebut dengan barang dagangan saya dan Iqbal.

Saya benar-benar merasakan di puncak. Di bulan pertama saya berjualan online, saya terkena musibah HP hilang. Tapi, di bulan selanjutnya sudah bisa beli HP baru hasil berjualan. Gaji pun benar-benar utuh, kehidupan sehari-hari tercukupi hanya dari hasil jualan.

Semakin ramai semakin ramai, yang namanya manusia tentunya tak ada rasa puas. Saya dan Iqbal mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan populernya LGI. Kami membuat produk sendiri dari mulai kaos, sweater, kupluk, topi, kemeja, dan lain-lain.

Alhamdulillah, setiap kami membuat produk selalu banjir pesanan. Orderan terus datang tiada henti. Saya pun sedikit kelabakan melayani pertanyaan customer. Tapi, tentunya dengan senang hati karena uang terus masuk. Kami juga akhirnya memutuskan memiliki nama toko sendiri yakni, Luz N Q Jersey.

Keluar dari LGI
11 April 2014, saya membuat keputusan besar. Saya memutuskan mundur dari akun LGI yang sudah mencapai lebih dari 10 ribu follower.

Masalah di sini adalah soal jualan. Gilrandy sepertinya tak suka melihat saya semakin sukses dan menendang saya secara perlahan. 

Dia juga memutuskan berjualan di akun @LGI_Store yang sempat saya besarkan. Jadi terlihat aneh, karena dalam akun yang sama justru terlihat ada persaingan.

Persaingan di dalam satu akun pun berlangsung panas. Dia membuat kaos, saya juga membuat kaos. Saya bikin kaos glow in the dark, dia juga. Awalnya tak masalah. Saya dan Iqbal justru jadi termotivasi untuk membuat produk yang tak kalah berkualitas

Masalah mulai muncul di saat saya meluncurkan topi LGI. Saya memposting foto itu di akun Instagram @LoGueInteristi. Menurut saya itu tak masalah, sebab dia juga sempat berjualan di akun IG.

Tapi entah angin dari mana, dia menghapus posting saya di IG. Dan tiba-tiba memposting tulisan di IG yang intinya saya tak boleh berjualan. Lalu, di path juga dia menulis hanya dia yang berhak memakai logo LGI. Padahal, waktu awal dia tidak mempermasalahkan hal ini. Dia bahkan sempat meminta email saya untuk mengirimkan logo LGI. Lah protes kok baru pas udah laku :D

Di sini saya sudah merasa tak nyaman. Kalau memang ada masalah kenapa mesti ditulis di path dan IG. Mengapa tak langsung BBM atau mention twitter? Saya pun mulai berniat membuat akun baru. Sebenarnya, ini juga sudah saya pikirkan sejak lama. Saya ingin membuat akun jualan yang bukan hanya Inter, jadi bisa menjaring fans club yang lain. Maka lahirnya @Luznq_Jersey.

Keluar dari LGI, awalnya jualan saya masih tetap ramai. Iqbal beberapa kali memberikan diskon, dan orderan kami setumpuk.

Podeng Pembawa Petaka
Semangat berubah, ingin menjadi sukses lagi. Saya dan Iqbal pun melebarkan sayap, yakni berjualan es podeng.

Tapi, ternyata bisnis ini tak berjalan sesuai rencana. Masalah demi masalah muncul. Iqbal sering punya alasan yang aneh-aneh, minta tambahan dana dll, tapi bisnis tak berjalan.

Ini bisa dibilang sebagai awal kehancuran @LuznQ_Jersey. Keuntungan jersey teralihkan buat podeng, fokus terpecah. Pembeli malah menghilang. 

Masalah demi masalah di penjualan juga muncul. Beberapa kali barang tak terkirim. Iqbal berdalih ada masalah di kurir. Tapi, saya tak tahu ini benar atau tidak. Ini membuat pengiriman pembeli terhambat dan membuat omset kami menurun.

Dan akhirnya, saya dan Iqbal pun berpisah. Iqbal sepertinya sudah tak bisa dipercaya. Dia malah menjual sendiri gerobak podeng, yang sebenarnya uangnya patungan dengan saya. Modal untuk podeng saya dan dia sepakat dianggap hutang, tapi sampai sekarang tak lunas.

Iqbal memilih pulang kampung ke Lampung. Usaha warung jerseynya di Menteng pun gulung tikar. Sampai sekarang, saya tak tahu di mana keberadaan Iqbal.

Pilih Dropshipper
Meski sudah pisah dengan Iqbal, saya punya akun jualan jersey di Instagram dan Twitter. Memang belum sampai 1.000 follower, tapi saya rasa sangat sayang untuk disia-siakan.

Saya pun memutuskan menjadi dropshipper. Ada beberapa online shop yang sempat saya ajak bekerja sama. Akhirnya, saya menemukan Uno Sport atau di Bukalapak bernama IndoJersey Murah, dengan harga grosir yang terjangkau.

Sistemnya sekarang mudah saja. Saya mempromosikan barang dari Uno Sport di Twitter dan IG. Harga dari dia saya sudah naikkan terlebih dahulu, ditambah dengan untung saya.

Sekarang, saya berjualan via Bukalapak, masih menjadi dropshipper. Saya menjual barang dari beberapa lapak yang ada di Bukalapak. Jika tak ada di satu akun saya beralih ke akun lainnya. Tentunya, yang bisa dipercaya.

Sekarang saya hanya aktif di IG yakni @deluzjersey. Nama diambil dari nama istri saya dan saya, Dea dan Luzman. Meskipun tak seramai dulu, saya tetap memutuskan bisnis ini tetap berjalan. Anggap saja selingan di sela-sela pekerjaan saya sebagai wartawan.

Istri saya pun sekarang sudah mulai berjualan kentang online, yakni kentang kering balado masakan sendiri di @kentang_wawa.

Harapan saya sekarang, bisnis online saya dan istri saya semakin maju. Suatu saat nanti, saya ingin membuka toko offline sendiri, sehingga bukan lagi hanya dropshipper.

Kamis, 03 Januari 2019

6 Hal Baru di Game Pokemon Go yang Bikin Kamu Ingin Main Lagi

Masih ingat dengan Pokemon Go? Game ini sempat populer pada 2016 silam. Dulu, gampang ditemui semua orang yang bermain game yang dikeluarkan Niantic ini.

Tapi, kehebohan Pokemon Go hanya sesaat. Game ini lantas ditinggalkan oleh pemainnya. Banyak yang bosen karena Pokemon yang keluar hanya itu-itu saja. Tak ada fitur trade dan juga battle antara pemain.

Saya juga sempat vakum memainkan game ini. Tapi, ternyata saat mendownload ulang game ini ada banyak hal baru loh. Apa saja? Ini deh saya ulas satu per satu.

1. Pokemon Makin Banyak
Saat pertama kali rilis, hanya pokemon dari generasi Kanto yang muncul. Dan Pokemon yang keluar berapa kali hanya Pidgey, Rattata, Weedle, dan Caterpie. Eta deui eta deui.


Sekarang, tak hanya Pokemon generasi Kanto yang muncul. Ada Johto, Hoenn, dan Sinnoh. Kalo diliat di Pokedex ada 473 Pokemon yang bisa ditangkap. Seru kan?


2. Raid Battle
Fitur baru ini juga seru banget. Jadi, kamu harus membentuk grup 2-6 orang untuk mengalahkan bos Pokemon. Kebanyakan yang jadi bos Pokemon di Gym adalah Pokemon kuat atau Pokemon Legend dari mulai Lugia sampai Articuno.

Kendalanya saat ini adalah sudah jarang yang bermain Pokemon Go. Jadi, untuk membentuk tim dan nge-raid bareng.

Saya sendiri sudah pernah ngerasain nge-raid di Monas dan di Soerabi Bandung beberapa waktu lalu. Silakan baca pengalaman saya di sini.

3. Bisa Add Friend dan Dapat Gift
Fitur ini juga bisa membuat gamer betah bermain Pokemon Go. Sekarang, kita bisa saling add sesama trainer dari berbagai negara. Bahkan, bisa saling bertukar gift. Yang masih main Pokemon Go Add saya yah heehe..


Gift ini bisa didapatkan di Pokestop. Yang seru, dari gift bisa dapat egg yang dari negara lain. Tentunya, kesempatan mendapat pokemon langka semakin besar.


4. Bisa battle dan trade antara sesama gamer
Ini sebenarnya yang paling ditunggu gamer Pokemon Go dari dulu. Sekarang, kita bisa batte sesama gamer loh. Tinggal scan battle code dan bisa saling adu pokemon kita.

Lagi-lagi, kendala di sini adalah sudah jarang yang bermain Pokemon Go. Saya sendiri belum pernah mencoba fitur ini karena tak ada teman dekat yang bisa diajak bermain game ini.

5. Ada misi yang harus diselesaikan

Ini juga yang bikin game tambah seru. Ada Field Research yang diberikan oleh Professor Oak. Dengan membantu sang profesor, kita bisa mendapatkan reward yang lumayan loh.

6. Adventure Sync
Satu lagi yang tak bisa terlewatkan, adventure sync. Dengan menyalakan fitur ini di setting, langkah kita tetap dihitung meski tak sedang bermain game Pokemon Go. Ini sangat berguna untuk yang ingin menetaskan telur. Jadi ini terkoneksi dengan Google Map dan tetap menghitung langkah saat hp dib awa.

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...