Senin, 04 Juni 2012

Bermula dari Sebuah Tas

Sekarang, saya sangat menyukai Inter Milan. Yup, Inter adalah klub idola saya. Sepak terjang klub dari kota mode ini selalu menarik perhatian saya. Berita-beritanya selalu saya ikuti. Suka duka klub ini adalah suka duka saya. Bagaimana saya menjadikan Inter sebagai tambatan hati? Ternyata itu bermula dari sebuah tas. Sedikit bernostalgia saya ingin bercerita awal mula kecintaan saya terhadap sepak bola dan Inter Milan.

Senegal vs Perancis

Bocah berusia 14 tahun menyaksikan sebuah pertandingan sepakbola. Pertandingan Senegal vs Perancis lebih tepatnya, pertandingan pembuka Piala Dunia 2002. Biasanya dia tak mengerti saat teman-teman sekolahnya berbicara mengenai sepakbola. Apalagi kebanyakan pertandingan dini hari. “Ah lebih baik tidur,” begitu mungkin menurutnya.

Namun kali ini berbeda. Piala Dunia 2002 berlangsung di Korea Selatan-Jepang saat itu bertepatan waktu maghrib di sini. Jadi tak perlu begadang. Sang bocah 14 tahun itu pun penasaran. Apa gerangan yang menarik dari si kulit bundar ini. Ditemani oleh kakeknya, dia pun menyaksikan pertandingan tersebut.
Saat itu, Perancis berstatus sebagai juara bertahan. Bertanding melawan Senegal yang merupakan tim debutan. Namun ternyata Senegal bisa mengalahkan sang juara bertahan dengan skor 1-0 lewat gol Papa Bouba Diop.

Wow, ternyata sepakbola sungguh menarik. Perancis yang begitu diunggulkan bisa kalah oleh Senegal yang berstatus anak bawang. Sang anak itu pun mulai tertarik dengan olahraga ini. Biasanya dia tak pernah membaca berita sepakbola sekarang semua berita bola dibaca terutama yang berhubungan dengan Piala Dunia. Rasa ingin tahunya benar-benar menggebu-gebu.

Menulis tentang Piala Dunia
Anak itu sangat senang menulis. Maka dia pun menulis mengenai sepakbola, hobi barunya itu. Semua pertandingan di Piala Dunia 2002 dia tulis dalam sebuah buku. Bagaimana proses gol yang terjadi, klasemen dan hal-hal menarik seputar pertandingan. Begitu cepatnya dia memahami mengenai sepakbola, padahal sebelumnya dia tak mengerti sama sekali.

Piala Dunia 2002 hanya berlangsung sebulan. Berita tentang negara pun berganti mengenai klub. Sebagai pendatang baru tentunya masih bingung dengan istilah-istilah sepakbola. Tapi rupanya dia orang yang mau belajar. Semua tabloid mengenai sepakbola dia lahap, dan akhirnya dia benar-benar menjadikan sepakbola sebagai tambatan hati. Dia juga tahu semua orang punya klub favorit.

Nah, tentunya sang anak berpikir “Apa klub favoritku ya?”

Bermula dari tas yang rusak, sang ayah mencarikan tas cadangan untuk sang anak. Tapi yang ada hanyalah tas yang ada gambar power ranger, seperti tas anak SD. Tentunya malu dong pake tas gambar-gambar unyu seperti itu padahal sudah SMP. Sang ayah pun tak kehilangan akal, gambar di tas ditutup dengan spidol dan ditempel logo sebuah klub. Klub itu adalah INTER MILAN.

Karena memang belum terlalu mengerti bola, sang anak pakai saja tas itu. Tapi di sekolah jadi banyak yang bertanya: “Wow ternyata kamu tifosi ya. Penggemar Inter ya”

Ya sudah karena kepalang basah, yah bilang iya aja deh. Hehe.. jadi deh sejak saat itu sang anak menjadi INTERISTI alias penggemar Inter Milan. Hanya dari sebuah tas, yah sederhana saja.
Ternyata menjadi fans Inter seru juga, apalagi sejak SMP ada juga ternyata yang fans Milan alias Milanisti. Dulu musim 2002-03 prestasi Inter di Serie A bisa dikatakan terpuruk. Tapi akhirnya bisa menembus semifinal dan bertemu AC Milan.

Wah sang anak seru deh debat ama Milanisti, baik di sekolah maupun di tempat les, GO. Dulu ada sosok yang luar biasa di Inter, Christian Vieri. Sayangnya Inter harus tersingkir di semifinal, agregat 1-1 hanya kalah agresivitas gol tandang.

Akhirnya sejak saat itu sang anak benar-benas menyukai sepakbola dan jatuh cinta pada Inter Milan.

27 Mei 2012
Tak terasa ternyata dia sudah berusia 24 tahun. Yup sejak mengenal dunia kulit bundar saat SMP dan sekarang sudah 24 tahun.
Ternyata banyak sekali manfaat dari hobi sepakbola ini. Yang pertama bakat menulis terasah. Dari mulai menulis di blog ini, menulis di majalah Inter Milan, yakni Interina, dan juga sekarang menjadi wartawan sepakbola di vivanews.com.
Kecintaan pada Inter juga memiliki banyak manfaat. Berkat inter jadi aktif berorganisasi di Inter Club Indonesia (ICI) dan memiliki banyak teman dari seluruh penjuru nusantara. Dan saat 24-26 Mei lalu berkesempatan meliput langsung saat Inter ke Indonesia
Saya share foto-fotonya ya:

Siapa sangka dari sebuah, bisa menjadi kecintaan seperti ini. Sayang tasnya sudah entah di mana hehe.

3 komentar:

ada komentar? silakan tuliskan.. hatur nuhun
(kalo yg nggak punya blog pilih yang name/URL, URL-nya dikosongin aja, okay?)

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...