Kadang aku berpikir, betapa Allah itu Maha Halus dalam memberi tanda. Dalam agama, Mizan adalah timbangan amal—simbol keadilan, hari ketika setiap kebaikan sekecil debu pun dihitung. Lalu Allah titipkan seorang anak kepadaku, dan aku menamainya Mizan.
Seolah Allah ingin mengingatkanku setiap hari bahwa hidup ini adalah perjalanan mengumpulkan kebaikan, dan anakku adalah salah satu amal terbesar yang harus kujaga.
Setiap senyum, setiap panggilan “Papa,” setiap kali ia menggenggam tanganku—semuanya menjadi pengingat bahwa kebaikan itu bukan hanya tentang ibadah yang tampak, tapi tentang tanggung jawab, kasih sayang, dan perjuangan menjadi ayah yang hadir sepenuh hati.
Mizan membuatku ingin jadi manusia yang lebih baik, lebih sabar, lebih ikhlas. Karena kelak, saat Yaumul Mizan tiba, aku ingin timbangan amal itu berat bukan hanya oleh doa-doaku, tapi juga oleh cinta dan pengorbananku untuknya.
Dan pada akhirnya, mungkin itulah mengapa Allah mempertemukan aku dengan seorang anak bernama Mizan: agar setiap langkahku selalu terarah pada kebaikan, dan setiap perjuanganku memiliki makna yang abadi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ada komentar? silakan tuliskan.. hatur nuhun
(kalo yg nggak punya blog pilih yang name/URL, URL-nya dikosongin aja, okay?)