Sabtu, 04 Desember 2010

Jangan Cepat Berpuas Diri

Melihat performa tim nasional Indonesia dalam dua pertandingan AFF Cup memang banyak membuat kita berdecak kagum. Sentuhan Alfred Riedl nampaknya telah memberikan sentuhan berharga buat pasukan Garuda. Kolaborasi pemain tua-muda ditambah dua pemain naturalisasi, Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim membuat jutaan warga Indonesia percaya inilah saat yang tepat untuk meraih juara Piala AFF yang sudah lama ditunggu-tunggu.

Kemenangan besar 5-1 atas Malaysia dan 6-0 atas Laos ditambah penampilan cantik para pemain timnas memang menimbulkan optimisme tinggi. Ditambah fakta Thailand yang dianggap sebagai pesaing terberat justru tak bisa berbuat banyak menghadapi lawan yang sama. Namun tunggu dulu, para pemain timnas harus berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Beberapa kali timnas menampilkan permainan luar biasa di awal namun harus berakhir antiklimaks.



Kita putar ulang kejadian pada tahun 2004 lalu saat saya masih imut-imutnya (halah). Saat itu, Piala Asia 2004 di Cina. Indonesia mengguncang dunia dengan menaklukkan negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 nanti, Qatar dengan skor 2-1. Gol dari Budi Sudarsono dan Ponaryo Astaman sanggup menjungkalkan jagoan Timur Tengah itu. Hasil yang membuat pelatih kawakan Phillipe Troussier dipecat saat pertandingan masih berlangsung.

Asa langsung meninggi saat itu. Kpercayaan diri pemain meningkat untuk menorehkan prestasi lolos dari penyisihan grup untuk kali pertama sepanjang sejarah. Namun apa daya harapan tinggalah harapan. Pasukan Garuda terjun bebas setelah dipermalukan tuan rumah Cina 0-5 dan Bahrain 1-3.

Masih di tahun yang sama, kali ini di ajang Piala AFF (saat itu bernama Piala Tiger). Dimotori Ilham Jayakesuma dan Boaz Salossa timnas tampil memukau di babak penyisihan yang berlangsung Vietnam. Tuan rumah Vietnam digasak 3 gol tanpa balas menjadikan timnas sebagai juara grup dengan produktivitas yang cukup tinggi, 17 gol tanpa sekali pun kebobolan.

Kegemilangan pasukan Merah-Putih berlanjut hingga babak semifinal menghadapi Malaysia. Sempat takluk 1-2 di Jakarta, aksi heroik pasukan Garuda berlangsung di pasukan Bukit Jalil Malaysia. Sempat tertinggal 0-1 di babak pertama, sanggup melesakkan empat gol di babak kedua. Harapan untuk meraih juara pun sangat meninggi.

Namun apa daya sekali lagi penampilan gemilan timnas harus berakhir antiklimaks. Dua pertemuan dengan Singapura berujung kegagalan, takluk 1-3 di Jakarta dan 1-2 di Malaysia. Sungguh ironis, gelar juara masih tak mau merapat ke bumi pertiwi.

Melangkah tiga tahun selanjutnya, Piala Asia 2007 yang berlangsung di negara sendiri. Bahrain yang menjadi Piala Asia 2004 sanggup dipukul 2-1. Namun sayang kekalahan 1-2 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Korea Selatan membuat mimpi berprestasi itu gagal terwujud.

Kini Piala AFF 2010 tentunya kita semua berharap INDONESIA dapat mempertahankan penampilan gemilangnya. Ingat perjalanan masih panjang, jangan terlalu berbangga dulu. Rabu, 29 Desember 2010 Stadion Utama Gelora Bung Karno harus jadi milik kita. Saatnya kita bangga menjadi warga negara INDONESIA.. Garuda terbanglah ke angkasa, kepakan sayapmu raih Piala AFF 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada komentar? silakan tuliskan.. hatur nuhun
(kalo yg nggak punya blog pilih yang name/URL, URL-nya dikosongin aja, okay?)

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...