Rabu, 09 Februari 2011

Penalti oh Penalti

Persib kembali gagal meraih poin penuh. Menghadapi Semen Padang dalam pertandingan tanpa penonton di Stadion Siliwangi Rabu (9/2), Persib harus puas berbagi angka 1-1. Sebagai bobotoh Persib saya kecewa, permainan Persib ga ada perkembangan, hanya mengandalkan nama besar saja. Padahal Persib dihuni oleh pemain-pemain dengan nama besar namun mereka sepertinya tak memiliki keinginan kuat untuk menang. Teknik mereka tak pernah tampak. Beberapa kali dengan mudahnya dikalahkan lawan.

Salah satu yang menjadi sorotan dalam pertandingan tersebut adalah kegagalan Pablo Frances dalam mengeksekusi tendangan penalti. Pemain Semen Padang berhasil merusak konsentrasi para pemain Persib dengan melakukan protes kepada wasit hingga pertandingan terhenti beberapa saat. Dan benar saja, konsentrasi Pablo buyar, tendangannya pun melambung ke angkasa.

Padahal sebenarnya yang namanya penalti itu mudah. 90 persen seharusnya gol. Saya juga pernah menjadi penentu tendangan penalti saat SMA, jadi dapet nilai A. Hehe.. Coba deh liat ilustrasi berikut ini.




Seharusnya kiper yang ada dalam tekanan saat adu penalti. Sebab sang penendang bisa melakukan tipuan, atau melakukan tendangan yang kencang. Jika tendangan dilakukan dengan kencang walaupun kiper sudah bergerak ke arah yang tepat bola akan sulit dijangkau.

Kegagalan penalti tadi entah sudah yang keberapa kali dialami pemain Persib. Saat melawan Persiwa Wamena Gonzales gagal mencetak gol. Musim lalu pun Gonzales dua kali gagal mencetak penalti dalam pertandingan Piala Indonesia menghadapi Arema. Bahkan saat uji coba melawan tim yang kualitasnya di bawah Persib, pemain Persib pun gagal mencetak penalti.

Di luar Persib, tim sekota Persib, Bandung FC pun gagal mencetak penalti dalam pertandingan melawan Persema Malang. Kegagalan timnas Indonesia di Piala AFF lalu pun, sedikit disebabkan kegagalan Firman Utina dalam mengeksekusi penalti. Hmmm,, kumaha atuh teu barisaeun nendang penalti teh??


Tampaknya pemain kita tak bisa menghadapi tekanan mental, sebab mental yang paling berperan dalam menendang penalti. Contohnya saat Inter menghadapi Napoli di perempatfinal Copa Italia (26/1). Para pemain Inter menunjukkan mental juara. Saat adu penalti, dari lima penendang semuanya sukses mengeksekusi. Terlihat ketenangan mental mereka walau bertandang di kandang lawan. Mental seperti itulah yang diperlukan dalam tendangan penalti.

6 komentar:

  1. penalti mah memang jangan ragu-ragu....

    BalasHapus
  2. analisa uing cigana geus poho atawa teu nyaraho liang... kuduna latihan hela di DS atawa blok S geura...

    BalasHapus
  3. Ikut prihatin dengan nasib Persib. Mungkin tahun ini bukan jodohnya Persib, kalau Persib sampai pindah ke LPI setuju gak mas?

    BalasHapus
  4. @ Usup Supriyadi, vaand: betul harus yakin dan jangan ragu-ragu, hilangkan tekanan mental dan perbanyak berlatih

    @ Sumartono : secara prinsip saya setuju, lebih baik bikin 2 tim seperti Persebaya, satu LPI satu lg di LSI. pendpat sy lbh lengkap ada di posting sebelumnya Pindah atau Bertahan?

    BalasHapus

ada komentar? silakan tuliskan.. hatur nuhun
(kalo yg nggak punya blog pilih yang name/URL, URL-nya dikosongin aja, okay?)

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...