Stadion, elemen vital dalam permainan sepakbola. Sayangnya stadion-stadion di Indonesia sangat sedikit yang dapat menampung penonton dalam skala besar. Fasilitas dalam stadion pun sangat mengecewakan.
Tercatat hanya Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, Jakabaring Palembang, serta Jalak Harupat Kab. Bandung yang memenuhi standar FIFA. Itu pun masih dengan fasilitas kurang memuaskan. Bagaimana sepakbola Indonesia bisa maju jika stadion-stadionnya masih di bawah standar?
Stadion Siliwangi, Bandung
Lalu bagaimana Persib Bandung? Persib tercatat sebagai satu-satunya tim eks perserikatan yang tidak memiliki stadion sendiri. Stadion Siliwangi yang selama ini menjadi home base, milik Kodam III/Siliwangi. Bandung yang terkenal dengan pusat perbelanjaan dari mulai mal, plasa, café, dll ternyata tidak memiliki stadion sendiri.
Stadion Siliwangi pun sudah sangat tak layak digunakan oleh tim sekelas Persib. Kapasitas stadion yang sangat minim (23.000 penonton), papan skor manual, penerangan yang seadanya, kursi yang tak layak, ditambah dengan WC yang sangat tidak terawat, itulah kondisi stadion yang digunakan tim yang terakhir kali menjadi juara pada 1994 ini. Belum lagi adanya penjualan “tiket keriting” yang membuat penonton melebihi kapasitas stadion sehingga pandangan menonton tidak jelas.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut Pemerintah Kota Bandung akan membangun stadion baru di kawasan Pusat Primer Gedebage (PPG). Dengan biaya total Rp350 miliar dan berbagai fasilitas pendukung, stadion seluas 49 hektar ini dapat menampung 60-80 ribu penonton. Kelihatannya cukup mewah. Namun jika pembangunan saja baru dimulai pada bulan depan, kapan stadion ini akan selesai? Tentunya Persib masih harus menggunakan Stadion Siliwangi.
Apa saja yang harus dibenahi? Pertama, mushala. Di sekitar stadion perlu dibangun sebuah mushola agar para bobotoh yang beragama Islam melaksanakan shalat ashar sebelum mendukung Persib. Kedua, nomor tempat duduk. Hal ini untuk mengantisipasi beredarnya “tiket keriting” dan penonton yang melebihi kapasitas.
Ketiga, layar lebar. Penonton yang tidak memiliki tiket mungkin dapat sedikit terpuaskan dengan adanya layar lebar. Keempat, papan skor elektronik. Kelima, WC harus diperbaiki. Keenam, penerangan harus diperbaiki untuk mengantisipasi jika Persib harus bertanding malam hari.
Mungkin hanya itu bagian-bagian yang harus diperhatikan. Jangan sampai kejadian ketika pertandingan melawan Persema Malang (14/3) – saat bobotoh menjebol pintu stadion – kembali terulang. Jika itu terjadi lagi tentunya akan merugikan Persib yang saat ini sedang bagus-bagusnya.
(Dimuat di Tabloid SOCCER No. 41/VII/Sabtu, 14 April 2007, hadiah: topi dan kaos Soccer)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung
Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...
-
Tanggal 27 Mei ini adalah hari yang bersejarah bagiku. Tepat dua dasawarsa silam aku dilahirkan. Tentunya berbagai pengalaman, baik suka mau...
-
Inter Milan tercatat sebagai satu-satunya klub Italia yang tak pernah terdegrasi ke Serie B. Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Inte...
-
Sekarang saya akan membahas mengenai julukan klub. Berbicara tentang julukan sebuah klub, hampir setiap klub memiliki julukan dengan hal-ha...
saya suka sekali info nya
BalasHapusgak bikin bosan gan
terimakasih