"Inter adalah sebuah tim besar dan mereka cocok dengan tuntutan dan ambisiku."Fakta Pandev
Nama Lengkap: Goran Pandev
Julukan: -
Lahir: Strumica (Makedonia), 27 Juli 1983
Tinggi/berat: 184 cm/75 kg
Posisi: Striker
No kostum: 27 (Inter)
Debut Serie-A: 2 Februari 2003, Ancona 0-0 Siena
Debut timnas: 16 Agustus 2006, Estonia 0-1 Makedonia
Karir klub:
2000–2001 FK Belasica (24 main, 6 gol)
2001–2004 Inter (0 main, 0 goal)
2002–2003 Spezia, pinjaman (22 main, 4 gol)
2003–2004 Ancona, pinjaman (20 main, 1 gol)
2004–2009 Lazio (159 main 48 gol)
2010– Inter 7main 3 gol)
Setinggi-tingginya bangau terbang, surutnya ke kubangan juga. Peribahasa itu mungkin cocok menggambarkan perjalanan karier striker anyar Inter Milan, Goran Pandev.
Inter adalah klub pertama yang dibelanya usai hengkang dari tanah kelahirannya Makedonia pada 2001. Datang saat masih bau kencur pada usianya 18 tahun membuat Pandev kesulitan menembus skuad utama I Nerazzurri. Dia selalu menjadi ban serep bagi para pemain yang lebih senior tanpa pernah dimainkan satu kali pun.
Sadar berlian tak bakal bersilau jika tak diasah, Pandev lantas dipinjamkan Inter ke Spezia dan Ancona. Tampil cukup apik bersama dua klub itu ternyata tak membuat jajaran manajemen tak pelatih tergugah.
Sinarnya justru terlihat oleh Lazio. Maka, I Biancocelesti tak ragu menukar Dejan Stankovic yang tengah gemerlap dengan dirinya dan segepok uang.
Penglihatan para petinggi Lazio tak salah. Dia menjadi bagian vital skuad Lazio selama 5 tahun. Dimainkan di berbagai posisi tak membuat ketajamannya berkurang. Total, dia mengemas 48 gol dari 159 penampilan, sebelum akhirnya bermasalah dengan pemilik klub.
Awal musim ini Pandev dibekukan dari skuad Lazio oleh Presiden Claudio Lotito. Dia merasa kesal karena sebelumnya Pandev jual mahal dan berniat meninggalkan klub yang membesarkannya. Lotito kemudian menghukum Pandev dengan cara melarang pelatih Davide Ballardini memainkan pemain Makedonia tersebut sejak awal musim ini.
Tindakan Lotito itu membuat Pandev berang dan mengajukan gugatan. Akhir Desember lalu, pengadilan memenangkannya. Pandev pun berhak mengakhiri kontraknya bersama I Biancocelesti hingga berstatus pemain bebas. Dia pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke Inter yang kembali meminatinya.
Seburam-buramnya berlian, jika diasah sinarnya akan terang juga. Begitulah Pandev. Setelah hampir setengah tahun tidak tampil reguler di liga, dia bisa membuktikan diri sebagai pemain berkualitas sejak laga pertamanya berkostum biru-hitam.
Setelah resmi menandatangani kontrak empat tahun di Inter dengan bayaran 3 juta euro (sekitar Rp 40,9 miliar) per musim, dia langsung menjalani debut yang mengesankan. Pandev langsung menjadi aktor penting pada pertandingan melawan Chievo (6/1). Dia turut andil atas gol kemenangan Nerazzurri yang dicetak Mario Balotelli.
Karena Mourinho
Pandev mengaku ia pindah ke Inter karena faktor sang pelatih, Jose Mourinho. “Aku berterima kasih pada Mourinho karena memberiku kesempatan untuk terus bermain. Aku memilih Inter karena kagum pada Mourinho, bukan karena uang.”
Sebaliknya, mengenai Pandev Mourinho berkomentar,”Dia terpilih dan akan bermain sebagai starter meskipun saya tak akan tahu berapa lama. Pandev adalah penyerang modern. Dia luar biasa. Hal ini memungkinan kami bermain dengan dua atau tiga penyerang di depan. Dia seorang juara yang menyesuaikan diri untuk semua skema taktik. Pandev akan lebih dinamis dan intesitas permainannya tetapi menurut opini saya dia akan lebih cepat beradaptasi. Dia tak akan memerlukan kerja keras," tambahnya.
Pandev pun membuktikan bahwa dia memang pantas diturunkan sebagai starter pada dua pertandingan selanjutnya menghadapi Siena dan Chievo. Melawan Siena, dia memberikan umpan terukur kepada Samuel. Pandev pun akhirnya mencetak gol perdananya untuk La Beneamata dalam pertandingan melawan Bari yang berkesudahan 2-2.
Puncak sukses Pandev terjadi saat Derby della Madonnina melawan AC Milan. Gelar man of the match laik disandangnya pada laga yang berkesudahan 2-0 bagi Inter. Gol pertama tercipta berkat kejeliannya. Memanfaatkan kelengahan Ignazio Abate, dia lantas memberikan assist kepada Diego Milito untuk membuka keunggulan. Kemudian, giliran dia menamatkan perjuangan I Rosssoneri lewat gol indah hasil tendangan bebas.
"Ini tak ubahnya sebuah kemerdekaan. Kami merasa menderita sepanjang pertandingan (karena bermain dengan 10 pemain). Gol itu membuat kami lebih tenang," girang Pandev. "Bisa mencetak gol pada laga penting ini merupakan kegembiraan terbesar bagiku."
Jumlah laga yang dilakoni Pandev di Inter memang masih minim. Tapi setidaknya, dia sudah menebar ancaman. Tak hanya kepada para pesaing Inter. Pun Samuel Eto'o yang menjadi penyerang utama Inter. "Tak ada yang lebih diharapkanku selain melakukan start gemilang bersama Inter. Aku akan meneruskannya dengan menunjukkan performa terbaik," kata Pandev.
Terlepas dia terus menjadi pemain utama atau tidak, Pandev membuktikan ia sudah mengalami kemajuan pesat dibandingkan saat pertama kali berkostum Inter dulu. Pandev is back! (Luzman)
Rubrik Playmaker tabloid soccer Edisi 33/X , 13 Februari 2010
Semoga Pandev bisa merubah warna permainan Inter di Liga Champion saat menghadapi Chelsea. Gimana peluangnya nih Mas Luzman?
BalasHapusKeren nih bisa bikin playmaker di soccer :D
BalasHapus@ Golspektakuler -> iya, striker sperti pandev sangat dibutuhkan. Insya Allah menang 2-0 cukup.. di stamford bridge imbang 1-1. :D
BalasHapus@ Sri Lestari -> kamu juga keren kok sayaaaaangg.. ihhhiiirr... :x