Senin, 28 Maret 2011

Selamat Jalan Kakekku

Innalillahi wa inna ilaihi rajiiun, telah berpulang ke rahmatullah kakeku (biasa aku panggil Yangkung, eyang kakung), pada hari sabtu (26/3) dalam usia 78 tahun. Jenasah dimakamkan pada hari yang sama sekitar pukul 17.30 di Ujung Berung. Di sini saya akan coba berkisah sedikit mengenai Yangkung dari mulai sakit hingga dipanggil yang Maha Kuasa.

Sekitar tanggal 8 November 2010 Yangkung mulai dirawat di RS Ciumbuleuit. Sebenarnya sakitnya tidak parah-parah amat. Saat itu seperti biasa Yangkung melakukan kontrol atau cek kesehatan di rumah sakit tersebut. Yangkung diputuskan untuk diinfus karena tidak mau makan. Setelah beberapa kali pengecekan organ Yangkung dalam keadaan sehat-sehat saja. Mungkin saja ada beban pikiran yang mengganggu Yangkung sehingga harus sakit.

Sakitnya Yangkung memang sedikit tak terduga. Aku ingat sekita tahun 2007 beliau masih kuat ikut gerak Jalan Koperasi sejauh 10 km. Beliau juga masih sering jalan-jalan ke pameran di daerah Landmark, Braga. Masih kuat jalan mendaki ke kebun tahun 2010 seminggu sekali, bahkan masih kuat pergi ke Malang bersamaku pada tahun yang sama. Saat di Malang bahkan Yangkung masih kuat jalan ke masjid yang lumayan jauh.

Sempat keluar dari rumah sakit, lalu akhirnya dirawat lagi. Entah sudah berapa kali Yangkung bolak-balik rumah sakit. Aku beberapa kali mengunjungi beliau. Pernah bareng Irham sampai nyasar ke Pasteur padahal harusnya ke Ciumbuleut, pernah sendiri, pernah juga bareng kawanku Aji. Setelah beberapa hari dirawat di RS, Yangkung dioperasi kelenjar prostat.

Aku ingat saat pertama kali dirawat Yangkung masih bisa bercanda. Saat itu aku dan Irham menjenguknya di RS. Beliau mengomentari kedatangan Barrack Obama ke Indonesia. "Kenapa Barrack Obama ga nyampe sehari ada di Indonesia?" kata beliau. Lalu aku dan Irham kebingungan. Yangkung bilang, "Soalnya kalo lebih dari 1 x 24 jam harus lapor RT" Mungkin itu candaan terakhir Yangkung yang bisa kudengar.

Yangkung memang sekali becanda. Candaan lain yang aku ingat singkatan SMAK Dago lalu sikat gigi sambil bersiul. Gaya bicara saat bercandanya sangat kocak dan khas, jadi walaupun berulang-ulang juga tetap lucu. :))

Namun dalam keadaan sakit beliau sudah tak bisa bercanda. Bahkan menyunggingkan senyum pun susah.

Hari demi hari keadaan Yangkung pasca operasi justru semakin parah. yangkung hanya makan sedikit dan terlihat lemas. Rabu (23/2) saat aku wisuda aku menyempatkan diri ke RS. Aku tahu Yangkung pasti bangga bisa melihat cucunya diwisuda, namun beliau sudah tak bisa tersenyum.

Setelah dirawat beberapa hari di RS dan dicecoki dengan berbagai obat kimia, Yangkung diperbolehkan pulang walau bisa dikatakan keadaannya sangat lemas. Sepertinya obat kimia memang menimbulkan efek samping, saat itu sehari bisa sampai 9 obat. Karena keadaan tidak bertambah baik akhirnya diputuskan untuk menggunakan herbal. Namun spertinya sudah terlambat.

Minggu (20/3), aku mendapat panggilan untuk kerja di Harian Olahraga OLE! Saat itu untuk bicara Yangkung sudah sulit, namun masih bisa nonton TV dan melihat pemandangan di luar dengan kursi roda. Sudah tak ada lagi candaan khas beliau. Aku coba bercanda saja Yangkung sudah tak bisa tertawa. Aku pun ke kantor dan bilang, "Yangkung, Luzman mau kerja ke Jakarta." Mungkin itu terakhir kali aku pamit pada Yangkung. :(

Kamis (24/3) aku mendapat kabar sedih dari Bandung. Yangkung tambah parah, sudah susah bicara, bergerak pun susah, bahkan tak bisa tidur. Setelah menonton Persib pada hari itu, esok harinya pun aku pulang ke Bandung untuk menengok Yangkung untuk melihat keadaan beliau. Ternyata memang keadaan Yangkung tambah parah.

Ada yang menarik saat Yangkung sakit. Aku lihat beliau sangat semangat sekali shalat, bahkan saat parah pun tak pernah meninggalkan shalat. Malah udh shalat juga sempat lupa dan mau shalat lagi. Saat benar-benar lemah, Yangkung beberapa kali terlihat mau melakukan gerakan shalat. Hendak melakukan takbir, "Allahu Akbar" namun begitu sulit mengucapkannya.

Yangkung pun beberapa kali menyebutkan namaku. Saat di Jakarta beliau sempat bertanya, "Mana Luzman?" Begitu pun saat aku di Bandung. Lalu bapak bilang, "Luzman sudah kerja". Yangkung pun bilang, "Bagus" dengan sangat puas dan akhirnya tertidur.

Kenangan Terakhir Bersama Yangkung

Jumat (25/3) malam aku bermimpi Yangkung meninggal. Sepertinya sebuah firasat?? Esok harinya Yangkung benar-benar dipanggil Yang Maha Kuasa. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun.. Mudah-mudahan amal ibadahnya diterima, dosanya diampuni, dan dilapangkan kuburnya. Beliau meninggal dengan tenang. Saat dimandikan pun berlangsung lancar dan tidak ada masalah berarti.

Selamat jalan Yangkung, mudah-mudahan diterima di sisi-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada komentar? silakan tuliskan.. hatur nuhun
(kalo yg nggak punya blog pilih yang name/URL, URL-nya dikosongin aja, okay?)

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...