Kamis, 10 Maret 2011

Skripsi Pemain Bola Muslim

Alhamdulillah akhirnya skripsi saya beres juga repisinya. Sekarang tinggal nunggu ijasah keluar deh. Terima kasih tentunya saya ucapkan kepada Allah SWT karena berkat kehendak-Nya saya bisa menyusun skripsi lumayan cepat juga, hanya 4 bulan. Padahal Desember baru bab 2 dan 3 tapi Februari udah wisuda. Hehehe..
Buat kedua orang tua terima kasih atas supportnya, trus buat ukhtiy Tari juga, lah jadi buat kata pengantar,, hehehe..

Apresiasi tinggi saya sampaikan kepada dosen pembimbing saya Dr. Eni Maryani, MSi dan juga Ilham Gemiharto, S.Sos, MSi. Juga pada penguji sidang kompre dan sidang skripsi yang mau meluluskan saya.. Hihi.. Sekarang lagi sibuk nyari2 kerja nih belum dapet juga.
Skripsi saya judulnya Konstruksi Figur Pemain Bola Muslim dalam Rubrik "Super Ball Edisi Khusus Ramadan" di Harian Pagi Tribun Jabar. Di sini saya mau masukin latar belakangnya aja. Kalo mau lengkapnya bisa didownload langsung di sini. Yang mau presentasinya bisa di download di sini

Tapi ingat jangan plagiat yah.. Oh iya skripsi saya juga berhubungan dengan buku saya yang rencananya akan terbit, "Sepak Bola dan Dakwah Islam". Desain oleh Iksank Bangsawan. Rencana mau diterbitin di Nulis Buku lagi, tapi ada kemungkinan di Hasfa Publishing juga kalo bisa masuk toko buku mah. Ini latar belakang skripsi saya.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Sepak bola, sebuah olahraga yang mempertemukan dua tim di lapangan hijau, kini telah menjadi sebuah industri yang sangat besar. Sepak bola memang berbeda dengan olahraga yang lain. Olahraga ini berhasil membius jutaan penduduk di seluruh dunia dan sejenak melupakan berbagai masalah politik, hukum, dan ekonomi. Sepak bola adalah olahraga universal, semua orang: kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, perempuan semuanya bisa menikmati permainan ini. Saat di stadion semua memiliki tujuan yang sama, mendukung tim kesayangannya bertanding.
Anggota FIFA berjumlah 204 negara, melebihi anggota PBB yang hanya 181 negara. Sepakbola jugalah yang mampu menyentuh ke berbagai kehidupan bangsa tanpa dibatasi rambu-rambu batas negara, bangsa, suku, agama, ras ataupun sosial, politik atau budaya.
            Universalitas sepak bola membuat pemain-pemain Muslim berdatangan di klub-klub besar Eropa. Tentu bukan hal yang mudah, mengingat Islam di Eropa ialah minoritas. Ketahanan mental, kekuatan melawan godaan, kemampuan beradaptasi, dan keyakinan penuh yang bisa membuat tetap “hidup”. Semua itu hanya bisa didasari oleh iman yang teguh.
            Saat Piala Dunia 2010 lalu negara-negara besar banyak yang mengandalkan pemain Muslim. Jerman mengandalkan tiga pemain keturunan Turki yakni Sami Khedira, Serdar Tasci dan tentunya Mesut Őzil yang paling bersinar. Lalu finalis Belanda memiliki Robin van Persie, Prancis pun tak ketinggalan dengan memunculkan nama Franck Ribery, Eric Abidal dan Nicolas Anelka.
            Maraknya pebola yang beragama Islam memunculkan fenomena tersendiri. Di Eropa dan dunia barat khususnya, di mana Islam sempat dianggap sebagai teroris kehadiran mereka bagaikan sebuah oase yang membantah tuduhan tersebut. Media-media kerap mengangkat pemberitaan mengenai mereka, khususnya kebiasaan mereka sebagai seorang Muslim.
            Franck Ribery yang kedapatan kamera seringkali menengadahkan tangannya layaknya seorang Muslim membuat wartawan semakin ingin mengetahui keyakinan pemain Bayern Muenchen itu. Pemain mualaf ini mengaku Islam telah membawanya pada keselamatan dan ia tak pernah meninggalkan shalat jika waktunya tiba.
            Rekan senegaranya Eric Abidal sempat terlihat tengah membaca Al-Quran di dalam pesawat pada medio Juni lalu, saat Piala Dunia 2010 digelar. Dalam foto yang diambil candid tersebut ia terlihat sedang mengenakan seragam timnas Prancis dan tampak serius membaca Al-Quran yang bersampul merah.
            Pemberitaan mengenai keislaman Abidal selalu menjadi daya tarik media. “Saat beranjak dewasa, saya sering bertanya-tanya tentang tujuan dan makna hidup. Saya merasa menemukannya dalam Islam. Saya menjadi Muslim setelah melalui proses pemikiran yang cukup lama,” ujarnya dikutip dari El periodico.
            Kekonsistenan pemain-pemain tersebut dalam menjalankan agama Islam terlihat saat bulan Ramadan tiba, di mana umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa. Banyak contoh pemain Muslim top yang berpuasa. Pemain asal Perancis yang beberapa kali terpilih sebagai pemain terbaik dunia yang berhasil membawa negara itu memboyong World Cup untuk pertama dan bahkan nyaris kedua kalinya, Zinedine Zidane, adalah pemain muslim yang paling fenomenal. Ketaatannya sebagai Muslim tidak perlu diragukan. Setiap Ramadhan, dijalani dengan usaha bersungguh-sungguh menjalankan puasa dan mengisinya dengan berbagai amalan sunnah, seperti membaca Al-Qur’an dan shalat tarawih, sesibuk apapun aktivitasnya. Terlepas dari insiden tandukan perpisahan yang diawali teriakan provokasi pemain Italia, ‘anak pelacur budak’ yang cukup ‘aneh’ untuk seorang Zidane, ia adalah ‘Bapak Para Yatim’ yang selalu menyantuni orang miskin. (www.eramuslim.com, diakses pada 24 Agustus 2010).
            Melihat fenomena menarik itulah harian Pagi Tribun Jabar memuat rubrik baru yakni Super Ball Edisi Khusus Ramadan sejak satu hari sebelum bulan Ramadan, tepatnya tanggal 10 Agustus 2010. Rubrik tersebut membahas pebola Muslim terkenal dan kebiasaannya sebagai seorang Muslim terutama mengenai pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadan. Rubrik tersebut muncul rutin di halaman 13, dua halaman sebelum rubrik Super Ball yang membahas berita terbaru sepak bola internasional.
            Harian Pagi Tribun Jabar terbit 22-24 halaman. Terdiri dari dua lembaran. Lembaran pertama terdiri dari berita-berita hangat yang terbaru. Lembaran kedua berisi suplemen-suplemen khusus seperti berita olahraga, iklan, lifestyle, gosip, dan info kuliner. Rubrik Soccer Ball Edisi Khusus Ramadan muncul di halaman awal lembaran kedua, dengan porsi satu halaman penuh. Hal itu menjadi daya tarik tersendiri, termasuk untuk yang kurang menyukai sepak bola sekalipun.

“Yang jelas, konsep berita olahraga kita bukan hanya tentang pertandingannya, tapi melebar juga pada para pelaku, dan gaya serta budaya mereka. Nah, saat Ramadan tiba, kita coba menawarkan informasi tentang kehidupan para atlet di Eropa menjalani Ramadan.  Misinya: hanya penyebaran informasi (yang semoga menarik dan bermanfaat) saja, sedetail mungkin, tanpa ditambah-tambahkan.”
(wawancara dengan Deny Budiman, pengasuh rubrik Super Ball Edisi Khusus Ramadan Harian Pagi Tribun Jabar tanggal 7 Oktober 2010).

            Tulisan dalam rubrik ini tergolong dalam jenis feature (karangan khas). Feature merupakan jenis tulisan di media massa selain berita dan artikel yang menuturkan fakta, peristiwa, atau proses disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukannya, dan cara kerjanya, dengan menggunakan gaya atau teknik penulisan karya sastra, seperti cerpen atau novel. Feature dapat berisi hal-hal yang mungkin diabaikan oleh news dan relatif tidak pernah basi. (M. Romli, 2008:42).
            Jenis feature dalam rubrik ini ialah feature biografi (profil) yakni feature tentang pribadi-pribadi yang menarik. Misalnya tentang riwayat hidup pendek seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai tinggi (M. Romli, 2008:43).
            Profil pemain bola Muslim menjadi fokus utama dari rubrik ini. Setiap hari satu pemain sepak bola top dipastikan akan dibahas satu halaman penuh, seperti Nicolas Anelka, Frederick Kanoute, Eric Abidal, Mesut Ozil, dan juga Karim Benzema. Berbeda dengan profil pemain bola pada umumnya yang mengangkat perjalanan karir, rubrik ini justru mengangkat sisi keagamaan sang pemain. Walaupun demikian, rubrik ini pernah juga membahas atlet olahraga lain seperti tinju, basket, dan rugbi. Penelitian ini membatasi hanya pada profil pemain bola saja, karena pemain sepak bola lebih dikenal masyarakat terutama setelah Piala Dunia 2010. Selain itu rubrik ini memang lebih banyak membahas pemain sepak bola.
            Foto-foto ekslusif yang cukup besar disertai biodata lengkap sang pemain menjadi salah satu daya tarik rubrik ini. Tentunya dengan pembahasan yang menarik dan menguraikan apresiasi sang pemain terhadap agama Islam terutama menyangkut kebiasaan berpuasa di bulan Ramadan.
            Isu ini menjadi menarik karena jarang yang membahas pemain bola Muslim secara berkala. Walaupun media lain kerap membahas namun tidak rutin atau menjadi rubrik khusus. Inilah yang menjadi daya tarik rubrik Super Ball Edisi Spesial Ramadan dalam Harian Pagi Tribun Jabar. Profil pemain yang berbeda tiap hari selama bulan Ramadan muncul dalam rubrik ini bisa membentuk suatu ideologi tertentu.
            Banyak yang beranggapan berpuasa dapat mengganggu aktivitas sehingga dalam beraktivitas cenderung ogah-ogahan karena tidak makan dan minum. Hal tersebut merupakan persepsi yang salah. Sesungguhnya puasa tidak akan membuat tubuh lemas. Cadangan makanan dalam tubuh ditambah sedikit makan sewaktu sahur sangat cukup untuk menopang aktivitas standar sehari-hari.
            Nabi Muhammad SAW dan para sahabat pernah melakukan kegiatan yang berat di bulan Ramadan, di antaranya berperang melawan kaum musyrikin. Berperang tentunya membutuhkan stamina yang prima namun ternyata bisa dilakukan sembari berpuasa.
Isu yang sangat kental dibahas di sini ialah mengenai keringanan bagi pemain sepak bola untuk tidak berpuasa saat bertanding pada bulan Ramadan. Hal ini menjadi kontroversi karena di satu sisi pemain Muslim dituntut sebagai seorang profesional di mana pertandingan tetap berlangsung di bulan Ramadan yang menuntut stamina prima. Namun di sisi lain mereka ingin melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Muslim dengan melaksanakan ibadah puasa.
            Apalagi waktu berpuasa di Eropa jauh lebih panjang. Cuaca yang panas dan juga pertandingan yang ketat semakin menambah beban pemain yang ingin melaksanakan kewajibannya. Hasilnya keluar fatwa para ulama Jerman yang didukung Universitas Al-Azhar yakni memperbolehkan pemain tidak berpuasa jika pada hari tersebut harus bertanding. Jika tak ada pertandingan, atau hari libur, fatwa tersebut tak berlaku, para pemain Muslim tetap harus menjalankan ibadah puasa.
Melalui contoh pemain bola, rubrik ini memberikan informasi dan pandangan setiap pemain mengenai fatwa tersebut. Ada yang mengikuti fatwa tersebut dengan tidak berpuasa saat bertanding namun tetap berpuasa saat latihan. Namun ada pula yang tetap teguh pada keyakinannya, yakni tetap berpuasa di kala berlatih dan bertanding.
Posisi pemain bola terkenal sebagai public figure bisa menjadi inspirasi bagi pembaca untuk meniru apa yang mereka lakukan. Apalagi pembaca harian Tribun Jabar sebagian besar Muslim, tentunya akan timbul kebanggaan tersendiri melihat ada pemain bola hebat yang juga Muslim. Perlu diketahui, wilayah pemasaran Tribun Jabar adalah wilayah Jawa Barat yang mayoritas Muslim.
            Penelitian ini menggunakan analisis framing yakni metode analisis yang digunakan untuk melihat bagaimana sebuah media membingkai sebuah peristiwa dalam jalinan berita ketika media tersebut merekonstruksi sebuah peristiwa.
   Frame media dengan demikian adalah bentuk yang muncul dari pikiran (kognisi), penafsiran, dan penyajian dari seleksi, penekanan, dan pengucilan dengan menggunakan simbol-simbol yang dilakukan secara teratur dalam wacana yang terorganisir, baik dalam bentuk verbal maupun visual. Analisis framing dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, atau apa saja) dibingkai oleh media.
            Ada tiga puluh feature dalam rubrik Super Ball Edisi Khusus Ramadan sejak 10 Agustus hingga 8 September 2010. Dari tiga puluh feature itu ada penelitian difokuskan hanya pada profil pemain sepak bola. Pertimbangan lain dalam memilih feature yang diteliti ialah mengenai sikap pemain terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh ulama Jerman.
Dari semua feature tersebut ternyata beberapa kali membahas mengenai fatwa dari ulama Jerman. Hal inilah yang akan coba dibahas dalam penelitian ini. Bagaimana Tribun Jabar membingkai figur pemain yang berpuasa dan tidak berpuasa di kala bertanding di bulan Ramadan.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan:
Bagaimana konstruksi figur pemain bola Muslim selama bulan Ramadan dalam rubrik “Super Ball Edisi Khusus Ramadan” Harian Pagi Tribun Jabar?

1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka identifikasi masalah yang menjadi penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana penonjolan aspek tertentu dalam rubrik “Super Ball Edisi Khusus Ramadan” Harian Pagi Tribun Jabar?
2.      Bagaimana penyeleksian isu dalam rubrik “Super Ball Edisi Khusus Ramadan” Harian Pagi Tribun Jabar?

1.4 Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui penonjolan aspek tertentu dalam rubrik “Super Ball Edisi Khusus Ramadan” Harian Pagi Tribun Jabar
2.      Untuk mengetahui penyeleksian isu dalam rubrik “Super Ball Edisi Khusus Ramadan” Harian Pagi Tribun Jabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada komentar? silakan tuliskan.. hatur nuhun
(kalo yg nggak punya blog pilih yang name/URL, URL-nya dikosongin aja, okay?)

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...