Minggu, 29 Mei 2011

PSSI oh PSSI

Ditinggal Nurdin Halid, ternyata PSSI masih kacau balau. Terlihat dari kongres yang sempat mengalami deadlock pada 20 Mei 2011 lalu. Hal tersebut tersebut akibat kengototan Kelompok 78 mengajukan nama Arifin Panigoro dan George Toisutta.


Sebagai wartawan vivanews.com, saya pernah ditugaskan datang ke rumahnya Arifin Panigoro di Jalan Jenggala untuk menanyakan apakah ia ikut kongres PSSI atau tidak. Namun ternyata ia tak ada di rumahnya dan juga di kantornya yang ada di Gedung The Energy. Saya pun membuat berita tentang keadaan kongres PSSI di Hotel Sultan. Ini beritanya.




Massa FBR Tinggalkan Lokasi Kongres PSSI
“Kami mengikuti aturan kepolisian. Sebelum pukul 17.30 WIB demonstrasi harus berakhir."
Jum'at, 20 Mei 2011, 17:49 WIB
Edwan Ruriansyah, Luzman Rifqi Karami
Aksi FBR (MATANEWS.COM)
VIVAnews - Massa dari Forum Betawi Rempug (FBR) secara tertib mulai mengundurkan diri sejak pukul 17.00 WIB dari depan lokasi Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta. Sebelumnya, FBR yang terdiri dari sekitar 200 anggotanya berjaga-jaga di depan Hotel Sultan untuk mengamankan jalannya Kongres.

Organisasi masyarakat tersebut mengaku telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengantisipasi kericuhan selama berlangsungnya Kongres.

“Kami mengikuti aturan kepolisian. Sebelum pukul 17.30 WIB demonstrasi harus berakhir. Tadi, juga ada sekelompok mahasiswa dari berbagai universitas namun semuanya sudah pulang,” ujar Panglima FBR, Harul Ghozali kepada VIVAnews, Jumat 20 Mei 2011.

Harul menuturkan, FBR tidak mendukung siapa pun dalam kongres ini. Mereka hanya merasa bertanggungjawab terhadap kelancaran Kongres karena PSSI adalah milik bangsa Indonesia.

Saat ini, di pelataran depan Hotel Sultan hanya tersisa sekitar 30 orang FBR yang membawa bendera hijau bertuliskan FBR. Mereka semua menggunakan sepeda motor. Aparat kepolisian yang berjaga-jaga di luar sekitar 100 orang. Keadaan di luar saat ini aman terkendali. (eh)
• VIVAnews 
 
Nah keadaan di luat kan aman terkendali tuh sampai jam setengah 6. Tapi kenapa tiba-tiba jam 8 ada kisruh, ribut-ribut di dalam? Dan mengapa tiba-tiba ada gosip Indonesia akan terkena sanksi FIFA? Padahal FIFA sama sekali tidak mengagendakan pemberian sanksi untuk Indonesia. Yang paling aneh adalah saat Agum tiba-tiba saja berkata ada intimidasi dari pihak TNI, padahal saat saya wawancara Laksamana Agus Suhartono, ia pun tak tahu menahu tentang hal tersebut.

Apakah ini hanya akal-akalan Agum Gumelar untuk mencari muka saja agar terlihat seperti pahlawan? Hmm.. entahlah, PSSI memang sulit ditebak. Mudah-mudahan saja revolusi PSSI benar-benar terjadi.

3 komentar:

ada komentar? silakan tuliskan.. hatur nuhun
(kalo yg nggak punya blog pilih yang name/URL, URL-nya dikosongin aja, okay?)

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...