Senin, 21 April 2008

Mancini (tak) harus Pergi

Sebelum kedatangan allenatore Roberto Mancini pada musim 2004-05, Inter Milan selalu saja kesulitan meraih gelar bergengsi. Inter selalu gagal meraih scudetto sejak meraihnya pada musim 1988-89. Tentunya hal tersebut merupakan aib untuk klub sebesar La Beneamata.

Padahal Presiden Inter, Massimo Moratti selalu getol membelanjakan uangnya untuk membeli pemain bintang. Ia pun sangat gemar mengganti-ganti pelatih. Dari mulai Ottavio Bianchi, Marcelo Lippi, Hector Cuper, hingga Alberto Zaccheroni. Hasilnya? Hanya satu gelar yang diraih Inter, yakni Piala UEFA 1997-98 saat Inter dilatih Luigi Simoni. Walau demikian, Simoni tetap dipecat karena dianggap gagal meraih scudetto, gelar yang sangat didambakan Moratti dan juga seluruh Interisti.
Semuanya berubah saat Inter dilatih oleh Roberto Mancini. Memang, pada awal kepelatihannya Mancini gagal meraih scudetto. Inter hanya meraih Coppa Italia. Untunglah, tidak seperti musim-musim sebelumnya, Moratti masih bersabar. Ia masih mempercayai Mancini untuk melatih Inter.

Mourinho, calon pengganti Mancini??


Mancini menjawab kepercayaan Moratti dengan segudang prestasi. Dimulai dengan gelar Piala Super Italia pada tahun 2005, pada musim 2005-06 juga Mancini sukses mempertahankan gelar Coppa Italia. Bahkan Mancini sanggup membawa Inter meraih scudetto, gelar yang sangat dinantikan Inter selama 16 tahun! Memang banyak yang menganggap gelar tersebut hanya “hadiah” karena Juventus dan AC Milan terlibat Calciopoli. Toh, Mancini sanggup menjawab berbagai kritikan dengan membawa Inter tampil luar biasa di musim 2006-07.

Di musim tersebut Inter tak terbendung di Serie-A. Inter berhasil meraih juara dengan berbagai rekor: rekor 17 kemenangan beruntun, rekor poin tertinggi di Eropa dengan 97 poin, dan tidak terkalahkan di partai tandang. Bahkan pada musim tersebut Inter sanggup mempecundangi jawara Eropa, AC Milan, pada partai kandang dan tandang. Sebuah pencapaian fenomenal yang tak bisa dilakukan sepuluh orang yang melatih Inter di era Massimo Moratti.

Jika ditotal, Mancini telah mempersembahkan 6 gelar untuk La Beneamata yakni 2 scudetto (2005-06, 2006-07), 2 Coppa Italia (2004-05, 2005-06), dan 2 Piala Super Italia (2005, 2006). Satu nilai minus yang dimiliki Mancini ialah ia selalu gagal membawa Inter meraih gelar bergengsi di Eropa.

Walaupun demikian, tidak selayaknya Mancini diganti. Membawa sebuah tim berprestasi di Eropa tentunya memerlukan banyak waktu. Apalagi Inter sudah lama sekali meraih Liga Champions, yakni musim 1964-65. Mengganti pelatih bukannya solusi bijak. Para pemain tentunya memerlukan adaptasi jika seorang pelatih diganti.

Jikalau Mancini memang harus pergi, ia tetap akan dikenang sebagai pelatih yang sukses membawa La Beneamata menjadi tim yang sangat disegani di Italia.

2 komentar:

ada komentar? silakan tuliskan.. hatur nuhun
(kalo yg nggak punya blog pilih yang name/URL, URL-nya dikosongin aja, okay?)

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...