Pembelan Dyer merugi secara finansial
Transfer pemain menjadi penyebab utama krisis keuangan di Boleyn Ground.
Tak selamanya pemain mahal mendatangkan keuntungan. Jika tak bijak dalam mengatur keuangan, justru membuat neraca klub menjadi negatif. Hal itu yang dialami West Ham United. Kebijakan transfer yang salah menempatkan klub itu pada krisis keuangan kronis, setara dengan Portsmouth.
Calum Davenport dan Nigel Quashie yang didatangkan Januari 2007 telah menghabiskan 12
juta pounds (Rp 165,7 miliar) dalam durasi kontrak selama tiga tahun. Ironisnya mereka tak terlalu terpakai. Davenport total hanya bermain dalam 15 pertandingan selama berbaju West Ham. Quashie bahkan hanya tampil 7 kali.
Kesalahan memprediksi kondisi pemain juga menjadi blunder. Dean Ashton, yang akhirnya pensiun dini akibat cedera, diberikan kontrak baru pada Desember 2008 dengan nilai 5,81 juta pounds (Rp 80,25 miliar). Klub juga membayar Freddie Ljungberg dan Kieron Dyer, yang datang pada musim panas 2007 sebanyak 34 juta pounds (Rp 469,8 miliar) hanya untuk tampil 25 dan 16 kali lantaran lebih sering berkutat dengan cedera.
Tak hanya soal transfer. Dalam pengelolaan keuangan, manajemen The Hammers sering melakukan kesalahan. Bayangkan saja, dengan pemasukan “cuma” 76 juta pounds (Rp 1,05 trilyun), klub yang bermarkas di Boleyn Ground itu harus membayar gaji pemain yang mencapai 68 juta pounds (Rp 939,9 miliar). Belum lagi biaya bunga dari pinjaman bank.
Total utang klub kini mencapai 95 juta pounds (Rp 1,31 trilyun) yang meliputi pinjaman bank termasuk bunga, 14 juta pounds (Rp 193,4 milyar) untuk biaya transfer, 21 juta pounds (Rp 290,1 milliar) untuk utang pada Sheffield United, penyelesaian transfer Carlos Tevez, tagihan pajak, kompensasi kepada mantan manajer Alan Curbishley, dan berbagai akun petty cash hal lainnya.
Ketidakjelasan penggunaan dana itu jelas memerahkan neraca keuangan The Hammers. Apesnya lagi, saat membeli klub, Eggert Magnusson dan Bjorgolfur Gudmundsson menggunakan utang sebesar 100 juta pounds.
Tak heran, saat tutup buku musim lalu, West Ham menderita kerugian 16 juta pounds (Rp 221,04 miliar). Imbasnya, manajemen hanya melakukan peminjaman pemain untuk musim ini.
Kendati demikian, kehadiran dua pemilik anyar menerbitkan asa tersendiri. Pembelian 50 persen saham The Hammers oleh David Sullivan dan David Gold sedikit mengurangi tekanan. Apalagi, mereka menerapkan tight money policy, salah satu caranya dengan melakukan pemotongan gaji.
“Sukses klub memang banyak tergantung dari bagaimana mereka menginvestasikan sumber dayanya. Harus diakui, banyak keputusan investasi pemilik terdahulu selama 2-3 musim terakhir malah mubazir,” ujar Direktur Keuangan, Nick Igoe.
Sullivan pun menjamin takkan membawa klub barunya ke jurang kehancuran. Pengalaman dia saat membenahi Birmingham City menjadi acuan. “Dewan direksi akan bekerja tanpa henti untuk menempatkan klub kembali pijakan keuangan yang stabil. Saya percaya kami memiliki keahlian untuk mencapainya.” (Luzman)
Final Piala Carling
Wasit Tak Salah
Kontroversi terjadi di final Piala Liga yang mempertemukan Manchester United dan Aston Villa di Wembley (28/2). Pada menit kelima, Nemanja Vidic melanggar Gabriel Agbonlahor di kotak penalti. Wasit Phil Dowd memberikan Aston Villa hadiah penalti, tapi tidak memberikan Vidic kartu merah. Hal ini membuat manajer Aston Villa, Martin O’Neill kecewa sebab dia menganggap Vidic “orang terakhir”.
Namun, wasit senior Graham Poll justru putusan Dowd sudah tepat. “Dalam kasus ini kita harus melihat semua peraturan. Tak ada aturan yang menyebutkan ‘orang terakhir’ termasuk Vidic harus dikartumerahkan karena pelanggarannya membuat Agbonlahor gagal mencetak gol. Dalam sepak bola, opini selalu bermain,” pendapat Poll.
Terlepas dari kontroversi tersebut soal wasit, kubu MU pantas merasa lega. Dua beban terangkat sekaligus. Membalas dendam kepada Aston Villa sekaligus menghadirkan gelar perdana. Apalagi, Wayne Rooney dan Michael Owen yang mencetak gol pada laga tersebut, sebetulnya tidak dalam keadaan fit 100 persen. = Luzman
Caption: Red Devils juara Piala Liga 2009-10.
Sekilas Inggris
SAM ALLARDYCE, manajer Blackburn Rovers yang sempat bersitegang dengan Rafael Benitez berharap timnya dapat bekerja keras untuk meraih kemenangan tandang. Dalam 14 pertandingan tandang, Blackburn hanya bisa menang sekali saat melawan Bolton Wanderers, November lalu.
BURNLEY dikabarkan akan membayar fee 500 ribu pounds (Rp6,91 miliar) ditambah perjanjian lainnya untuk mendapatkan defender Richard Eckersley. Biaya untuk mantan pemain Manchester United ditetapkan oleh pengadilan FA setelah kedua klub gagal mencapai kesepakatan mengenai nilai pemain, yang menolak kontrak baru di Old Trafford musim panas lalu ini.
ANDY REID berbakat di dunia musik. Belum lama ini, gelandang Sunderland itu bermain sebagai gitaris bersama grup musik The Five Fingers Band dalam pembuatan beberapa lagu. Pembuatan lagu ini merupakan salah satu proyek SAFC Foundation Seaburn Kickz dalam rangka menghormati salah satu anggotanya yang meninggal.
Rubrik England Tabloid Soccer Edisi 36/X, 6 Maret 2010 (halaman 10)
If you can guarantee this by email I will place my second order. The watch that you've sent has nothing to do with the rolex replica uk from the picture. There are several differences from the watch from the picture. The inside of the rolex replica sale is too large for the watch itself, the is no Swiss made, the color needles are replica watches white, this is not a copy, this is not even a imitation. Look at both pictures and you will see the differences. I'm still completely rolex replica sale to have paid so much for that. Please tell me that you can do something to help me. I am at the end of my rope with your company. I understand that this is not your fault and I highly doubt that your company cares about being reported. I would just hope that someone there will do the right thing and send me the replica watches I paid for.
BalasHapus