Belum pernah ada perdebatan seramai bulan Ramadhan tahun 2007 lalu di Spanyol. Apa pasal? Sejumlah pemain bola Muslim lokal yang menjadi andalan, ternyata menurut pemberitaan media massa, tetap berpuasa meskipun mereka terpilih sebagai pemain di la Liga, sebuah kompetisi sepak bola paling bergengsi di Spanyol.
Awalnya, media massa yang bertiras minim menempatkan head linenya, soal pemain sepak bola Muslim Spanyol yang tetap berpuasa meskipun mempunyai jadwal bertanding. Berita itu kemudian menaikkan tajam tiras media tersebut. Maklum, tahun ini sejumlah pemain bola beragama Islam banyak yang menjadi bintang melebihi tahun-tahun sebelumnya, dalam liga Spanyol.
Di kesebelasan Barcelona, Real Madrid, Spanyol, Sevilla, para bintang sepak bola Muslim menjadi tulang punggung kesebelasan yang sangat diandalkan. Tim sepak bola Bercelona, mempunyai tiga orang pemain kelas internasional yang beragama Islam. Ditambah lagi pemain Muslim lainnya yang berada di peringkat kedua dan ketiga. Dalam tim Barcelona, ada Yaya Toure asal Prancis yang dalam Eurosport 2005, Toure dinobatkan sebagai pemain sepak bola muda yang paling menjanjikan di dunia. Sejak pertama bergabung dengan Klub Barcelona, Toure tidak menyembunyikan agama yang dianutnya. Ia menyatakan tidak ada kontradiksi antara menjadi pemain sepakbola yang sukses dengan menjadi seorang Muslim yang taat.
Ada lagi, Eric Abidal yang dikontrak empat tahun oleh Barcelona. Di tim Spanyol, ada Lilian Thuram yang juga seorang Muslim. Sementara di Real Madrid terdapat bintang bola Muslim bernama Mammadou Diarra.
Inilah yang memunculkan perdebatan di kalangan pecandu dan pengamat bola. Bukan karena agamanya, tapi mereka mempertranyakan tentang stamina para jago bola itu di lapangan bila harus berpuasa. Sebelum ini ada juga perdebatan tentang Eric Abidal, bintang tim Bercelona, karena ia kerap membawa Al-Quran menjelang pertandingan dan terkenal sebagai seorang Muslim yang taat.
Menurut kolumnis Spanyol Philip Fivanco, para bintang bola beragama Islam yang berlaga di La Liga memang menghadapi ujian berat tahun ini. Mereka di satu sisi dikenal sebagai orang yang baik dalam beragama, tapi di sisi lain mereka harus harus bermain profesional yang menuntut maksimal perannya sebagai pemain bola. Tony Tramways, seorang dokter Spanyol, mengatakan beberapa waktu terakhir dirinya telah menerima permintaan dari sejumlah pemimpin tim untuk mengetahui informasi makanan yang baik selama berpuasa di bulan Ramadhan. Tapi permintaan itu tidak disertai uraian latar belakang, apakah itu terkait dengan adanya pemain Muslim yang akan bertanding di bulan Ramadhan atau tidak.
Pemain asal Perancis yang beberapa kali terpilih sebagai pemain terbaik dunia yang berhasil membawa negara itu memboyong World Cup untuk pertama dan bahkan nyaris kedua kalinya, Zinedine Zidane, adalah pemain muslim yang paling fenomenal. Ketaatannya sebagai Muslim tidak perlu diragukan. Setiap Ramadhan, dijalani dengan usaha bersungguh-sungguh menjalankan puasa dan mengisinya dengan berbagai amalan sunnah, seperti membaca Al-Qur’an dan shalat tarawih, sesibuk apapun aktivitasnya. Terlepas dari insiden tandukan perpisahan yang diawali teriakan provokasi pemain Argentina, ‘anak pelacur budak’ yang cukup ‘aneh’ untuk seorang Zidane, ia adalah ‘Bapak Para Yatim’ yang selalu menyantuni orang miskin.
Seperti halnya Zidane, begitu pun Mohamad Ali. Juara kelas berat sejati yang sampai saat ini belum ada satu pun petinju yang berhasil menumbangkan rekornya, adalah seorang muslim tulen. Ali yang terkenal dengan strategi ‘hit and run’ sampai saat ini masih berkiprah sosial dengan mendirikan yayasan yang membantu membentengi masyarakat akar rumput kulit hitam Amerika Serikat dari dunia yang dipenuhi dengan kebobrokan moral.
Tim sepak bola Sevilla, yang juga merupakan salah satu tim di La Liga Spanyol, mempunyai cerita sendiri tentang kemenangan yang diperoleh justru ketika bintang mereka yang beragama Islam tetap berpuasa saat bertanding. Adalah Frederick Kanoute tahun lalu tetap yakin dan berusaha puasa di bulan Ramadhan. Justru karena berpuasa itu, Kanoute mendapat support luar biasa dari para penggemarnya, dan dia ternyata mampu bermain bagus dalam kompetisi. Pelatih tim Sevilla mengaku tak mau berdiskusi lagi tentang kuatnya Kanoute dalam menjalankan kewajiban agamanya. Kanoute bahkan diketahui sering mendirikan shalat di ruang ganti pakaian, saat jeda pertandingan.
Saat sejumlah orang menggugat sikapnya yang tetap berpuasa dalam pertandingan, dalam sebuah konferensi pers ia menjawab tegas, “Siapa yang tidak mengetahui ajaran Islam, tidak akan tahu bahwa puasa memberi kekuatan, dan bukan kelemahan. ”
Setelah itu, tak ada lagi pihak yang mengkritisi Kanoute soal komitmennya menjalankan Islam. (na-str/iol)
-dari: www.eramuslim.com -
wow.. luar biasa, di tempat asing yang kompetisinya sangat padat mereka masih tetap berpuasa.. tentunya kita tak ingin kalah oleh mereka bukan? Kawan, Ramadhan tinggal hitungan hari. Mari kita bersiap-siap menyambut tamu yang agung ini. Baca juga Nasihat Rasulullah SAW. Menjelang Bulan Ramadhan
Well, itu satu sebab mengapa Liga Super Indonesia banyak diadakan malam hari juga. Supaya bulan puasa tidak selalu berarti libur kompetisi,seperti yang selama ini terjadi di Indonesia. Jadi walaupun ramadhan kompetisi jalan terus, seperti juga di negara2 bola maju lainnya. Kabarnya di tanah Arab sekalipun bulan puasa tidak menghambat liga. Mudah2an para pemain yang berpuasa tetap bermain sambil tetap menjalankan ibadahnya, karena pertandingan bisa dilakukan pada malam hari.
BalasHapusNihat Kahveci MusLim kan kang?
BalasHapuskLo pemain Turki menurut saya yg paLing taat yaitu Hakan Sukur. Saat bulan Ramadhan ia selalu mengusahakan berpuasa. Karena itu, para pemain lain mengikutinya sampai-sampai saat masih di Galatasaray ia di cerca habis-habisan oleh suporter. kata suporter puasa menyebabkan Galatasaray melempem.Bahkan mereka pun biLang kaLo puasanya kan bisa dibayar di hari Lain. nah loh?! org mau berbuat baik koq diLarang.
kalo darren bent islam gk y....
BalasHapuscz doy sllu mnyiratkn lw dia tu muslim shbs bkn gol,,