Sabtu, 09 Agustus 2014

Alhamdulillah, I Get Married




Alhamdulillah, penantian panjangku akhirnya terjawab. Jumat, 8 Agustus 2014 aku resmi mempersunting wanita cantik asal Cirebon, Nourma Deavianty. Bertempat di Masjid Al-Ikhlas, Jembar Agung Majasem, prosesi akad nikah berlangsung dengan sederhana.


"Saya terima nikahnya Nourma Deavianty. Saya terima nikah dan kawinnya...," kataku dengan tangan yang sangat dingin.

"Karena ada pengulangan, diulang ya. Ulang sekali lagi," kata sang penghulu.

Hatiku deg degan. Wah sekali salah. Tapi kata sang penghulu, tak masalah. Ini bukti masih perjaka, belum pengalaman. Normal. 

"Saya terima nikah dan kawinnya Nourma Deavianty binti Ideash Prakoso untuk diri saya dengan maskawin uang senilai Rp2.500.000 dibayar tunai," 

Alhamdulillahirrabilalamin. Alhamdulillah kali ini lancar. Disaksikan oleh semua saksi yang hadir, aku pun resmi menjadi suami dari Nourma Deavianty atau yang biasa dipanggil Dea.

Awal perkenalan
Mungkin, cara perkenalan aku dan Dea sedikit aneh dan berbeda dari yang lain. Ya, kita saling mengenal lewat dunia maya, tepatnya lewat jejaring sosial Twitter. Dan ternyata dari perkenalan lewat Twitter itu, kita merasa cocok dan akhirnya memutuskan untuk menikah.

Di Twitter, ada akun @TweetNikah yang isinya motivasi mengenai pernikahan. Mention dari Dea di-retweet oleh si mimin. Nah, dari situ aku memutuskan untuk berkenalan dengan Dea.

Tanggal 14 April 2014, akhirnya kita jadian setelah beberapa hari berkenalan. Dari awal, kita sudah berkomitmen untuk serius. Jadi, bukan untuk pacaran, namun untuk menikah. Kita ingin menikah secepat mungkin dan tak ingin menunda-nunda.

Aku pun ke Cirebon untuk bertemu dengan keluarga Dea. Lalu Dea sempat ke Jakarta dan aku bertemu dengan ayahnya. Aku pun mengenalkan Dea pada bapak dan ibuku, kepada adek-adeku, temenku, nenek. kucing juga hehe.

Yah seperti itulah, kira-kira. Kami ingin menikah cepat. Namun, misi itu terganjal satu hal. Dea masih kuliah. Neneknya khawatir kalau menikah sebelum lulus, Dea tidak selesai kuliahnya.

Mendengar jawaban seperti itu, tak masalah buatku. Yang penting aku sudah diterima keluarganya dan keluargaku juga sudah menerima Dea. Aku juga masih punya waktu untuk memantapkan diri dari segi mental dan tentunya materi.

Namun, tiba-tiba muncul keajaiban. Saat aku pulang ke Bandung, tantenya Dea mengajak aku bertemu di Cipageran, Cimahi. Di sana pun ada nenek Dea. Aku datang ke sana bersama temanku, Adrian.

Inti dari pertemuan itu adalah, kami diizinkan menikah pada bulan Agustus. Dan resepsi baru akan digelar akhir tahun karena menunggu anak-anak libur sekolah dan juga menunggu kesiapan dana. Jujur, saat itu aku kaget. Alhamdulillah, kalau ada niat baik pada akhirnya pasti ada jalan keluar.

Yah, begitulah kira-kira awal perkenalanku dengan istriku hingga akhirnya menikah pada 8 Agustus. Untuk sementara, istriku masih tinggal di Cirebon untuk menyelesaikan studinya. Dan Insya Allah setelah lulus tahun depan akan ikut aku ke Jakarta.

Entri yang Diunggulkan

Pengalaman Cek Fisik Bantuan di Samsat Karawang Buat Perpanjang STNK

Halo guys, kali ini gw mau berbagi pengalaman mengenai cek fisik bantuan di Samsat Karawang. Jadi gini, sekarang gw tinggal di Jakarta. Tapi...