Jumat, 19 Desember 2014

Kisah Inspiratif Istri Saya Berhijab

Assalammu'alaikum Umi Alila :)
Sebelumnya perkenalkan nama saya Nourma Deavianty. Kelahiran Serang, 30 Desember 1990. Saya bertempat tinggal di kota Cirebon. Sebelumnya saya sudah pernah mengirimkan cerita inspiratif berhijab Syar'i di Diari Alila pada tanggal 12 April lalu, dan Alhamdulillah kisah saya diceritakan pertama kali di Twitter @HijabAlila. Namun sekarang saya ingin menambahkan, keindahan serta kebaikan yang saya dapatlan setelah hijrah dari yang belum berhijab, lalu berhijab syar'i.

Bismillahhirrohmannirrohim...
Perkenankan saya menceritakan sedikit pengalam hidup saya sebelum berhijab mi.
Saya mempunyai masa kecil yang mungkin bisa dibilang "Masa kecil kurang bahagia". Karena disaat saya kelas 3 SD, Ayah dan Ibu memutuskan untuk bercerai. Sungguh hancur hati saya saat itu. Orang tua yang saya harapkan bisa selamanya bersama, namun akhirnya berpisah. Dari situ saya mulai mendapat perlakuan kasar dari Ayah, karna setelah cerai, saya dan adik ikut ayah. Ayah saya mulai main tangan, sering memukul, menampar, dan pernah menyundut tangan saya dengan rokok. Yang paling saya sesali adalah sifat ayah mi, sejak kecil Ayah tidak pernah mengajarkan agama pada saya. Saya tahu tentang islam pun dari pelajaran di sekolah. Dan sejujurnya mi, saya baru mengetahui bacaan sholat saat saya besar karena tidak ada satupun yang mengajari saya, sungguh ironis memang mi :'(

Saat kelas 5 SD pun, Ayah dan Ibu kembali rujuk, namun berpisah kembali saat saya kelas 2 SMP tahun 2004 silam. Alhamdulillah saya mendapatkan ilmu agama dari ibu saya. Bisa mengaji dan mengerti islam saat ayah dan ibu kembali rujuk, mungkin kalau ayah dan ibu tidak rujuk, sampai saat ini mungkin saya bukan wanita baik-baik. Saya menyadari bahwa Allah itu sangat sayang sama saya.

Awalnya dari SMP-SMA saya lepas pasang hijab mi. Memakai hijab saat sekolah saja. Setelah dirumah dilepas dan tidak pakai hijab, terkadang saya juga suka pakai celana pendek dan bergaul bukan dengan teman-teman yang 'baik'. Sampai pada akhirnya, saat SMA saya tinggal bersama nenek. Nenek sangat religius sekali, berhijab syar'i juga. Begitupun dengan om dan tante. Ilmu agama saya pun bertambah karena nenek suka menasehati saya dan saling sharing. Awalnya memang saya tidak tertarik dulu untuk berhijab, karena masih galau dan banyak setannya kali ya mi hihi :D

Sejujurnya, saya memang sudah ada niat untuk berhijab, tapi ada keraguan saat yang teman2 saya banyak yang tidak berhijab di kampus.

Lalu, suatu saat saya sedang aktif2nya di twitter, saya follow beberapa akun islam yang menurut saya sangat memotivasi, seperti @TausiyahCinta @JombloMulia @felixsiauw dan lain2 yang pada saat itu mengkampanyekan berhijab syar'i. Disitu saya mulai tergugah, ada keingina untuk segera menutup aurat ini, namun kerugian muncul lagi mi, rasanya seperti saya ingin tapi enggan merealisasikan niat saya. Dan kesempatan taat pada Allah dengan berhijabpun hilang lagi saat itu.

Sampai pada akhirnya, sebulan kemudian saya jatuh dari tangga mi, lalu tidak bisa jalan selama 2 minggu. Setiap saya mencoba menggerakkan badan, sakitnya minta ampun mi, rasanya seperti tulang mau dicopot kali ya mi, sakit sekali ;"( disitu saya mulai merasa bersalah mi. Apa ini cara Allah untuk menegur saya? Apa Allah marah? 

Berbagai macam pertanyaan menghampiri kepala saya mi. Saya banyak istighfar saat itu mi, sampai saya berkata:
"Ya Allah, maafkan hambamu ini Ya Allah. Ampuni aku Ya Allah, sungguh aku tidak kuat menahan rasa sakit di sekujur badanku akibat terjatuh :(
aku tidak bisa bergerak, sakit sekali ya allah. bagaimana saat saya sakratul maut nanti? apa lebih sakit dari ini ya allah?

ya allah, aku sadari aku penuh dosa, aku belum taat sepenuhnya pada-Mu Ya Allah, berhijab saja aku enggan.
padahal engkau memberi banyak keberkahan serta memberikan kesehatan padaku lalu engkau tidak taat padaMu.
sembuhkan aku ya allah :(
ampuni aku"

Itu yang saya ingat saat saya jatuh sakit mi. Saya sadar betapa sehat itu sangat mahal. Betapa Allah menyayangi kita sebagai hamba-Nya namun saya tidak taat. Sampai saya harus ditegur dengan cara sesakit ini. Setelah sembuh, kegalauan makin menghampiri saya mi, semakin keinginan saya untuk berhijab syar'i, semakin banyak godaannya. Sebulan setelah sembuh, saya masih belum berhijab.

Saya ingat bener mi, setelah saya sholat maghrib, seperti biasa saya berdoa, lalu sat berdoa semua keluh kesah saya tumpah semua mi, saya nangis sampe sesegukan mi, saya bilang begini, ya allah, saya mengaku islam tapi saya tidak berhijab. saya mengaku islam tapi baca al-qur'an aja jarang, saya mengaku islam, tapi aurat saya masih bebas dilihat dan dinikmati laki2. Wah mi, disitu saya bener2 SANGAT MENYESAL dan nangis sampe sesegukan, dada sesak, saya langsung buka lemari itu mi, langsung cari kerudung, saya pake jaket, saya pake kerudung, lalu saya keluar kamar lalu mencari nenek lalu memeluk sambil menangis, disitu kan nenek bingung ya mi, kenapa nangis? saya bilang, saya mau pake hijab nek, nenek langsung bilang alhamdulillah. terus ya nanya deh kenapa bisa berhijab.

Dan alhamdulillah saya pun memutuskan untuk menutup aurat dengan berhijab syar'i mi.
Semua keluarga menyambut bahagia atas perubahan saya. Saya juga semakin giat untuk memperbaiki semua ibadah saya. Makin banyak bergaul dengan teman-teman yang baik dan sholehah.

Namun saat saya kuliah, beberapa teman banyak yang menyindir saya, sampe ada yang bilang, astaghfirullah de, kamu kok berhijab? keliatan tua tau. masa bajunya kayak ibu2 pengajian. yang gaul dikit ngapa. saya mau nangis saat itu, namun saya berusaha tegar karna niat saya berhijab hanya kepada Allah.
Ini nih mi yang bikin saya SAKIT banget :(

Saat sedang ada mata kuliah, saya memang suka duduk paling depan karena saya suka duduk depan dan karena saya KM juga di kelas, dosen perempuan saya berkata:
Aduh, dea, itu lho kerudung kamu engga banget deh. Kalo pake kerudung jangan besar2 gitu sama panjang, kan ngalangin temen2 yang di belakang, kasian dong sama temen2 kamu yang ga bisa liat ke depan gara2 kerudung kamu kepanjangan sama besar gitu.

Nyata mi, hati saya sakit banget digituin, di depan kelas lagi mi. Air mata mah udah tinggal netes aja tapi saya tahan mi,

Namun saya menyadari, proses menjadi baik dan taat pasti ada saja yang suka dan tidak. saya mencoba mengambil hikmah semuanya supaya menjadi wanita yang lebih sabar, semua cacian saat saya berhijab syar'i menjadikankan saya lebih kuat sekarang alhamdulillah.

Setelah banyaknya proses yang saya lewati, lalu saya merenung, apakah setelah perubahan saya ini, saya bisa mendapatkan Suami yang Sholeh? Suami yang baik? Suami yang mencintai dan menyayangi saya dan keluarga? Suami yang bisa membimbing saya menjadi wanita yang lebih baik?

Pikiran itu terus membayangi saya, karena saya berfikir, saya adalah wanita yang baru saja hijrah, wanita yang masih harus belajar banyak tentang agama. Lalu apakah ada laki-laki seperti itu yang mau dengan saya? Karena saya yakin, diluar sana banyak sekali wanita yang lebih baik dari saya. Awalnya saya agak sedikit ragu, sedikit sedih, lalu saya berkata pada diri sendiri, untuk apa sedih, toh Allah SWT sudah menggariskan semuanya untuk kita. Tinggal bagaimana kita yang Ikhtiar dan Tawakkal.

Di umur saya yang menginjak 24 tahun ini saya pun mulai semangat untyk memperbaiki diri, selain untuk memperbaiki kualitas Iman, saya pun ingin mendapatkan Suami yang memiliki kualitas Iman yang baik pula. Dan saya berharap, dengan proses saya menuju taat ini, Allah memberikan Jodoh Dunia Akhirat untuk saya.
Pada Bulan April 2014 lalu, saya berkenalan dengan laki-laki yang sekarang menjadi Suami saya di @TweetNikah mi :)

Singkat cerita, awalnya suami saya yang bernama mas Luzman Rifqi Karami @luzman_karami mengirimkan pesan di DM Twitter dan mengajak saya untuk berkenalan, awalnya saya tidak menanggapi serius, karena saya masih sedikit trauma untuk melakukan Ta'aruf dengan laki-laki karena beberapa kali kecewa. Lalu setelah 2 minggu berkenalan, Mas Luzman berniat mendatangi saya ke Cirebon untuk bertemu dengan Ibu. Setelah pertemuan, sejujurnya saya malu mi, karena saya jujur saja merasa tidak pantas, karena ilmu agama saya yang masih kurang. 

Tapi ternyata setelah bertemu, dia berniat untuk menikah. Disitu saya kaget mi, campur terharu. Akhirnya pada Akhir bulan Mei, keluarga dari Mas Luzman datang ke Cirebon untuk bertemu Ibu saya dan melakukan Khitbah, Alhamdulillah diterima dengan baik walaupun ada persyaratan, walaupun menikah saya harus tetap menyelesaikan S1 saya di Ilmu Komunikasi FISIP Unswagati Cirebon. Lalu Mas Luzman beserta keluarga juga menemui Ayah saya yang bertempat tinggall di Jakarta. Alhamdulillah Ayah dan Ibu merestui rencana pernikahan kami. Pada akhirnya, kami menikah pada hari Jum'at tanggal 8 Agustus 2014 yang lalu umi :)


Alhamdulillah. Alhamdulillah.
Perubahan saya ini membawa banyak dampak positif bagi hidup saya umi. Alhamdulillah suami saya laki-laki sholeh, sangat baik, lembut lisan dan perilakunya, hafal beberapa juz Al-Qur'an. Dan saya beserta suami pun selalu sharing soal agama, apa yang saya masih belum paham, saya tanyakan pada suami.

Begitulah mi, sekarang saya sangat bersyukur atas banyaknya pelajaran serta pengalaman hidup yang pernah saya alami. Semua ini membuat saya semakin dekat pada Allah SWT. Dengan hijab syar'i pun semakin membuat saya untuk mengontrol diri dari sifat2 yang tidak baik, memotivasi saya untuk menjadi wanita sholehah dan Istri yang baik. Anugrahnya pun Subhanallah, saya mendapatkan laki-laki yang sholeh yang sekarang menjadi Suami saya :) Masih penganten baru nih mi hihihi.

Itulah kisahku mi, kisah yang semoga mampu menginspirasi semua Muslimah ^_^
Subhanallah, walhamdulillah, wa laa illaahailalah allhu akbar, saya bahagia, sangat bahagia dengan perubahan saya yang sekarang mi.

Berhijab syar'i membuat saya menjadi muslimah seutuhnya, walaupun saya tahu,
saya tidak sebaik dan setaat malaikat, tapi saya berusaha terus memperbaiki diri dan menjadi muslimah yang semakin taat dan bertakwa pada allah, aamiin aamiin.

Doakan saya dan Suami agar menjadi keluarga yang sakinna, mawwadah dan warrohmah ya mi, doakan saya selalu istiqomah sampai akhir hayat. aamiinnn.

Senin, 08 Desember 2014

Beginilah Rasanya Jadi Fans Tim “Papan Tengah”

Ada yang janggal jika melihat klasemen Serie A saat ini. Di mana gerangan tim favoritku, Internazionale berada. Jika biasanya ada di peringkat 2, kali ini juga ada di posisi 2. Tapi ada kata belas di belakangnya. Hiks.

Entah apa yangsalah dengan Inter saat ini. Pergantian pelatih dari Walter Mazzarri ke Roberto Mancini belum memberikan dampak positif. La Beneamata justru kembali terjungkal saat bertemu sang mantan, Andrea Stramaccioni. Inter takluk 1-2 di Giuseppe Meazza.

Tapi di balik itu semua, saya melihat Interisti masih setia memberikan dukungan. Jersey “tim papan tengah” ini masih diburu. Ya, 80 persen konsumen saya di @LuznQ_Jersey adalah Interisti. Dan rupanya terpuruknya Inter tidak menyurutkan niat mereka membeli jersey tim favoritnya. Beberapa kali saya berpapasan dengan orang yang mengenakan jersey Inter di jalan. Terbukti, mereka siap mendukung dalam kondisi apa pun.

Antusiasme Interisti juga saya lihat saat dua kali menghadiri nonton bareng bersama Presiden klub, Erick Thohir. Hanya Interisti, fans klub bola luar di Indonesia yang bisa menyaksikan langsung pertandingan bersama sang Presiden. Aspirasi fans bisa didengarkan langsung, hal yang tak dirasakan oleh fans klub lain di sini.


Yah, apa pun itu saya berharap Inter segera bangkit dan keluar dari periode negatif ini. Dari tim papan tengah kembali menjadi tim papan atas yang disegani. Meskipun itu masih membutuhkan waktu.

Beberapa tulisan saya di VIVAbola sempat dikutip media luar. Ini saat nonbar dengan Erick Thohir dan saya hadir.

Entri yang Diunggulkan

Pengalaman Cek Fisik Bantuan di Samsat Karawang Buat Perpanjang STNK

Halo guys, kali ini gw mau berbagi pengalaman mengenai cek fisik bantuan di Samsat Karawang. Jadi gini, sekarang gw tinggal di Jakarta. Tapi...