Kamis, 08 Juni 2017

Casuals, Apakah Itu?

Tulisan Adrian Ratmadi
 
Casuals, istilah ini kembali ramai diperbincangkan khususnya bagi anda yang tinggal di kota Bandung dan mengikuti perkembangan persepakbolaan di Kota bandung (PERSIB BANDUNG) dan segala komponen di dalamnya termasuk suporternya. Agar kita semua paham apa itu Casual, berikut ini saya sarikan pengertian dan sedikit sejarah tentang Casual dari berbagai sumber.

Casuals Culture pertama kali berkembang di Inggris, tepatnya Liverpool akhir tahun 70-an dan awal 80-an, di mana konflik antar pendukung klub di Inggris tengah panas-panasnya, sehingga akses para pendukung sepakbola untuk memasuki bar dan melakukan perjalanan tandang semakin sulit akibat larangan dari otoritas setempat dan ancaman pendukung klub lawan.

Sejak itu, produk sandang dari desainer terkemuka di Inggris seperti Burberry, Stone Island, CP Company, Sergio Tacchini, Fila, Trainers Adidas Originals, Ellesse, Scott & Lyle menjadi pilihan alternatif pengganti jersey dan merchandise klub yang dinilai terlalu berbahaya untuk dipakai. Di samping itu infiltrasi ke kelompok saingan pun semakin mudah dilakukan.
Gambar terkait

Apakah kultur Casuals berhubungan dengan kultur skinhead dan hooliganisme? Banyak orang yang mengidentikan casuals dengan kultur skinhead dan hooligan, kultur casuals memiliki keterkaitan dengan kultur skinhead, karena pada awal kemunculannya kultur ini kaum skinhead lah yang memilih berpakaian tanpa warna klub di stadion, mereka memilih menggunakan boots martens dan perry kebanggaan mereka di tribun. Namun pada saat itu otoritas di sana mengidentikan skinhead dengan perusuh sepakbola.

Hingga ada penitipan paksa boots sebelum masuk ke tribun stadion, karena tahu sendiri akibatnya jika sol Martens mendarat di wajah. Sehingga penampilan sporty ala petenis kondang saat itu menjadi pilihan cerdas, casuals sendiri menyatukan banyak subkultur dalam kultur sepakbola.

Berbagai genre musik dari post punk, oi!, new wave, hardcore hingga britpop identik dengan kultur Casuals. Lalu apa hubungannya dengan hooliganisme? Sebenarnya saya menghindari term hooligan dalam bahasan ini, karena hooligan adalah term yang diciptakan media untuk perilaku yang buruk dalam kultur pendukung sepakbola seperti perkelahian antar pendukung sepakbola, pengrusakan fasilitas umum, dll.,

Beberapa Casuals memang mempraktikan hooliganisme dalam aktivitasnya, oleh karena itu saya sangat menghindari term hooligan di ranah ini. Kultur Casuals masuk ke ranah budaya pop saat sineas tertarik untuk mengangkatnya pada layar lebar, sebut saja The Firm 1984, I.D, Cass, The Rise of Footsoldier, Green Street I & II, Football Factory, Awaydays dan The Firm 2009 dan beberapa judul lainnya.

Di antara banyak film tersebut, menurut saya The Firm dan Awaydays lah yang paling mendekati kultur Casuals, dimana unsur Fashion sebagai bagian dari kultur Casuals sangat ditonjolkan oleh sang pembuat film.

2 komentar:

ada komentar? silakan tuliskan.. hatur nuhun
(kalo yg nggak punya blog pilih yang name/URL, URL-nya dikosongin aja, okay?)

Entri yang Diunggulkan

Tahun 2024 Tahunnya Inter Milan dan Persib Bandung

Tahun 2024 ini menjadi tahun yang gemilang untuk dua klub favorit saya, Inter Milan dan Persib Bandung. Betapa tidak, kedua klub yang identi...