Indonesia merupakan negara yang sangat luas dengan beragam budaya. Beragam suku bangsa, agama, dan kebudayaan tersebar di Bumi Pertiwi. Butuh sebuah media yang ampuh yang bisa menyatukan seluruh elemen di negeri ini.
Sepakbola sepertinya menjadi media yang sangat ampuh untuk menyatukan bangsa Indonesia. Saat Timnas kita bertanding, tak peduli dari kategori umur berapa, entah itu senior, U-16, U-19, atau U-22 dukungan selalu mengalir.
Tak peduli meski prestasi tak kunjung datang, Merah Putih selalu terlihat di stadion setiap Timnas bertanding. Lantunan lagu “Indonesia Raya” selalu membuat bulu kuduk merinding. Rasanya bangga menjadi bangsa Indonesia.
Kompetisi Liga 1 juga menunjukkan Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Walau budaya dan agam berbeda, semua kompak saat membela tim yang sama.
Pemandangan seperti itu terlihat di Bali United. Pada 2 Juni 2017 lalu, muncul sebuah foto yang menunjukkan Bhinneka Tunggal Ika dalam sepakbola.
Bali United sukses , menang 3-1 atas Perseru Serui. Dalam suatu foto, tiga pemain yang berbeda agama merayakan gol sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Dalam foto itu, tampak Miftahul Hamdi (7) yang beragama Islam, Yabes Roni Mailafani (11) yang Nasrani, dan Ngurah Nanak (26) selebrasi dengan doa sesuai kepercayaan masing-masing.
"Sepak bola menyatukan kita. Bhinneka Tunggal Ika, bersatu dalam keragaman. Indah," tulis akun Liga1Match.
Tak ada saling benci. Semuanya sama-sama warga negara Indonesia. Khusus di Bali United, mereka membela tim sama dengan tujuan yang sama.
SItuasi serupa juga terlihat dalam duel Bhayangkara FC menghadapi Persipura Jayapura, 9 September 2017 lalu. Para pemain Bhayangkara FC terlihat mengekspresikan kecintaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara yang berbeda. Namun, tetap terlihat rasa saling menghormati dan menghargai.
Sepak bola menyatukan kita. Bhinneka Tunggal Ika, bersatu dalam keragaman. Indah 🇮🇩#GojekTravelokaLiga1— Go-Jek Traveloka L1 (@Liga1Match) June 6, 2017
📷 : @miftahuddinhalim pic.twitter.com/1O4G5LL8ZR
Di Timnas Indonesia, para pemain juga mampu bersatu melupakan perbedaan. Saat seragam Garuda melekat di dada, semuanya bersatu membela kebanggaan negeri ini.
Irfan Bachdim yang kelahiran Belanda, bisa bekerja sama dengan baik dengan Adam Alis yang lahir di Jakarta. Boaz Solossa yang beragama Kristen tak canggung menerima sodoran dari Andik Vermansyah yang seorang Muslim
Begitulah sepakbola. Jasa mereka terhadap bangsa ini sebenarnya cukup besar. Merekalah pahlawan di lapangan hijau, pemersatu bangsa.
BalasHapusشركة مكافحة حشرات و رش مبيدات بالجبيل
شركة مكافحة حشرات و رش مبيدات بينبع
شركة مكافحة حشرات و رش مبيدات بالطائف
شركة مكافحة حشرات و رش مبيدات بالدمام