Jumat, 11 Desember 2015

Cerita Soal Kriminalitas di Rawamangun

Sudah sekitar 5 bulan saya ngekos di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Kebetulan, yang punya kosnya tante saya. Di Jalan Persahabatan Timur III, kalo dari RS Persahabatan masuk di gang seberang Griya Puspa

Enaknya ngekos di sini, ke kantor deket. Bisa naik sepeda cuma setengah jam kurang, naik gojek atau grabbike bisa pas promo. Atau naik angkot dan lanjut naik busway. Kalo lagi irit-irit jalan + naik busway juga ga masalah.

Mau jajan juga gampang. Di luar gang dikit, ada jajanan banyak banget. Belanja ada Tiptop yang murah. Masjid ada banyak pilihan, ada Babussalam, Assudairi Muhammadiyah, yang di gang kosan juga ada. Wifi juga ada di kosan gretongan, jadi ya lumayan.

Tapi, di balik itu semua ternyata ada kriminalitas yang bisa membuat ngeri. Yang pertama dialami istri saya, dan yang kedua saat saya dan istri saya berjalan bersama.

Kejadian pertama sekitar bulan November 2015. Istri saya belanja buah-buahan di pasar rawamangun. Ini siang hari sekitar pukul 11.00

Sepulang belanja, istri saya naik angkot yang kebetulan sedang kosong. Sesudah itu, ada dua orang cowok datang dan langsung meminta uang.

Istri saya meminta angkot berhenti tapi tak kunjung berhenti. Sepertinya sudah kerja sama dengan sang penjahat.

Dua orang itu menodong istri saya dengan pisau di perut dan meminta uang. Akhirnya keluar lah sejumlah uang. dan untungnya hp ga dirampas.

Istri saya diturunkan di tengah jalan. Lalu ada ibu-ibu yang menolong istri saya yang ketakutan dan mengantar hingga kosan.

Kejadian kedua beberapa hari lalu.

Sekitar jam 22.30 saya dan istri pulang jalan kaki dari Arion Mall melewati perumahan Bumiputera. Perumahan elit tapi malam begitu tak ada lampu yang menyala.

Saat saya dan istri saya berjalan ada orang mabuk dan sepertinya membawa senjata. Di depan ada orang yang juga mabuk yang berusaha mengadang.

Untungnya, istri saya sadar dan kami pun langsung berbalik arah. Di depan kami, ada rombongan sekeluarga yang juga akan melewati bumiputera, Kami pun memberitahu agar mereka berbalik arah agar tak jadi korba pnodongan.

Ya begitulah sekelumit kisahnya. Alhamdulillah Allah masih melindungi saya dan istri saya sehingga masih diberikan umur sampai saat ini. Tapi ngeri juga sih

1 komentar:

ada komentar? silakan tuliskan.. hatur nuhun
(kalo yg nggak punya blog pilih yang name/URL, URL-nya dikosongin aja, okay?)

Entri yang Diunggulkan

Pengalaman Cek Fisik Bantuan di Samsat Karawang Buat Perpanjang STNK

Halo guys, kali ini gw mau berbagi pengalaman mengenai cek fisik bantuan di Samsat Karawang. Jadi gini, sekarang gw tinggal di Jakarta. Tapi...