Selama ini sosok Alfred Riedl dikenal sebagai pelatih
yang sulit sekali tersenyum. Setiap Indonesia bertanding, entah kalah atau
menang, rasanya jarang sekali melihat Riedl tersenyum. Tapi, hal yang berbeda
saya lihat dari sosok Riedl saat wawancara ekslusif di Hotel Aryaduta,
Karawaci, Tangerang, 28 Oktober 2016.
Saya sedikit bercerita mengenai pertemuan saya dengan
Riedl. Saya mendapat tugas dari bos saya untuk mewawancarai tokoh sepakbola
secara eksklusif. Atas rekomendasi teman-teman, akhirnya pilihan jatuh pada
Alfred Riedl. Karena sebentar lagi akan dimulai Piala AFF, jadi rasanya
momennya sangat pas untuk mewawancarai pria asal Austria tersebut.
Saya pun mengirim email kepada Riedl. Saya sebenarnya
tak terlalu yakin Riedl akan menjawab. Soalnya, dia begitu sibuk dan saya juga
belum pernah bertemu langsung dengan dia.
Tapi, ternyata, Riedl membalas. Saya dipersilakan
bertemu dengannya di Hotel Aryaduta, Karawaci, Tangerang. Walah, saya
benar-benar buta soal Tangerang. Antara senang dibalas Riedl, tapi bingung juga
bagaimana harus ke sana.
Awalnya saya mencoba layanan GrabHitch, layanan nebeng
baru dari Grab. Lumayan, ada potongan 20 ribu, ke Tangerang hanya Rp35 ribu. Sebelumnya,
saya sempat dapat dan sudah sms dari si driver. Tapi, tiba-tiba sang driver
meng-cancel satu jam sebelum keberangkatan.
Alhasil, saya pun harus pakai transportasi alternatif.
Setelah tanya sana, tanya sini, pilihan pun jatuh pada KRL. Naik grabbike ke
stasiun Jatinegara, dan dari situ akhirnya naik KRL.
Dari Jatinegara, transit di Manggarai, setelah itu
berlanjut ke Stasiun Tanah Abang. Dan dari sana, berhenti di Stasiun Rawa
Buntu. Dari sana, naik Go-Jek menuju Hotel Aryaduta.
Ternyata, dari Rawa Buntu, semua ojek online menunggu
di atas fly-over. Ada kesepakatan dengan ojek pangkalan di sana, jika ojek
online tak boleh turun sampai ke bawah stasiun.
Perjalanan ke Aryaduta ternyata lumayan jauh juga.
Saya sempat ngobrol-ngobrol dengan sang driver. Rupanya doi mantan satpam GBK.
Sempet cerita soal Rangga, bobotoh yang tewas di laga Persija vs Persib, 27 Mei
2012. Dia rupanya yang gotong almarhum rangga sampai ke rumah sakit.
Akhirnya sampai juga di Aryaduta jam 16.40. Alhamdulillah
ga telat. Katanya Riedl bakal ninggalin walaupun hanya telat semenit.
Jam menunjukkan pukul 18.40. Ke mana Riedl, belum datang
juga. Saya deg-degan. Apa saya salah tempat. Saya konfirmasi benar ini lobi
aryaduta. Dan akhirnya saya meminta resepsionis untuk menghubungi Riedl agar
segera turun.
Dan akhirnya Riedl pun turun. Ternyata ada sedikit miscommunication.
Riedl menanyakan, mengapa saya tak me-reply emailnya. Saya kira, tak perlu
reply, si coach ini sudah pasti datang. Yah, sudah, saya akhirnya minta maaf
dan Riedl pun bisa tersenyum. “It’s Ok, Its Ok” Alhamdulillah kata saya dalam
hati.
Wawancara pun dimulai. Pertanyaan sudah disiapkan.
Yah, Alhamdulillah Riedl mengerti walau saya bahasa Inggrisnya rada belepotan.
Maklum jarang dipake, sempet dikatain Valentino Rossi, Malaysian English, waktu
liputan di Malaysia.
Tapi, so far dia mengerti dan semua jawabannya cukup
memuaskan. Ingin tahu seperti apa jawabannya? http://fokus.news.viva.co.id/news/read/844353-riedl-indonesia-belum-juara-aff-karena-memang-belum-bagus
Saat saya tanya, “Apakah ini kesempatan terakhir Anda
di Timnas” “Yes, this will be my last chance,” katanya sambil tersenyum.
Setelah wawancara saya memintanya untuk berfoto
bersama. Riedl senyum, malah saya yang ngga haha. Deg degan dan cape juga soalnya
sampai akhirnya bisa wawancara.
Oh iya di belakang saya, ada tiga pemuda yang setia menunggu. Keliatannya mau banget difoto bareng Riedl. Tapi, selesei wawancara Riedl malah langsung pergi. Sabar ya nak.
Setelah wawancara, shalat magrib, dan pulang. Rutenya
sama kayak pas berangkat biar ga jadi anak ilang, hehe. Dan Alhamdulillah
sampai di kosan sekitar 21.30 disambut istri tercinta.
artikel sangat bagus,, trimakasih sudah berbagi infonya
BalasHapusIk ben niet het soort man om het naar een juwelier te hebben dacht dat het uit omdat ik graag dingen te zien door mijzelf dus Vanuit dit oogpunt ben ik zeer tevreden met deze replica rolex horloge.
BalasHapusCette rolex pas cher Daytona sans les sous-cadrans de minuterie exclusifs, cependant, sur le cadran noir mate qui est l'échelle argentée, le pointeur et le logo de Rolex. La plus grande caractéristique de cette délicate replique montre de luxe Rolex est le motif bleu au bas du cadran.
BalasHapus